Halaman

Rabu, 27 Februari 2013

Amal Kecil, Jangan Diremehkan!

Seorang lelaki menghampiri tukang baso ikan di pinggir kampus, tapi bukan jajan, dia cuma minta api. Di kali yang lain orang-orang minta sambal agak banyak pada si tukang baso ikan ini. Pada saat2 seperti itu adalah kesempatan beramal. Benar andaikata kita tidak melihat besar kecilnya bantuan, tapi nilai keikhlasannya. Saya pernah mendengar cerita seorang nenek buruh tukang bersih-bersih dengan penghasilan pas-pasan buat kebutuhan sehari-hari. Suatu hari dia datang ke pesantren dan memberikan sedekahnya sebesar 5000 rupiah, sampai-sampai pihak pesantren yang menerima menangis, terharu. Mungkin uang 5 juta yang diberikan seorang pengusaha kaya, terasa biasa saja, tapi uang 5000 dari seorang nenek yang penghasilannya pas-pasan lagi tidak menentu akan terasa lebih istimewa. Ada nilai lain yang membuatnya istimewa, dan memiliki kekuatan berkah tersendiri, insyaAllah

Oleh karena itu, sebaiknya tidak pernah kita meremehkan amal walaupun kecil, baik amal yang kita lakukan untuk orang lain atau pun sebaliknya. Selama itu dilakukan dengan ikhlas dan dilandasi ibadah kepada Allah, insyaAllah amat bernilai di sisi Allah. 

Ada kalanya kita marah pada saudara kita atau pun teman, dan lainnya. Bahkan sampai membenci dan memusuhinya. Pada saat itu sering kita lupa amal kebaikan yang pernah dilakukan mereka kepada kita, hanya karena terasa kecil saja kebaikan tersebut. Atau kita anggap sepele, padahal sebaiknya tidak kita anggap sepele.

Ada teman yang menyarankan untuk menyedekahkan laptop saya. Buat orang sekelas saya saya pikir kegedean, saya juga masih butuh. Toh saya juga menggunakan laptop saya untuk berbagai macam hal baik, insyaAllah, bernilai ibadah. Seperi mendengarkan ceramah, tilawah, menonton video pembelajaran, untuk menunaikan berbagai macam kewajiban semisal mengerjakan tugas dll, bahkan dengan mengajak teman-teman yang lain kami belajar bersama-sama dengan fasilitas laptop saya. Justru manfaatnya lebih panjang lagi. Dalam hal ini saya mencoba proporsional dalam beramal. Menurut taraf kemampuan saya. Allah juga tidak memaksa hambanya beribadah di luar batas kemampuannya. Kalau memang ada orang yang sanggup habis-habisan, itu pun bagus, hanya saja khusus bagi beliau yang memang tingkatannya sudah di atas saya.

Bagi saya proporsional dalam beramal amat penting untuk menjaga prasangka baik kepada Allah... dan untuk menjaga stabilitas amal dari serangan futur. Wallahu 'alam bishawab...