Membangun sebuah keluarga yang shalih dan
shalihah adalah impian semua orang. Kuncinya adalah mujahadatunnafsi (memerangi
hawa nafsu). Sebagai laki-laki yang kelak menjadi imam dalam sebuah keluarga,
semestinya seorang laki-laki, mengendalikan hawa nafsu semenjak mencari calon
istri. Di saat berusaha mencari calon pendamping hidup, ia tekun beribadah dan
menahan diri dari melampiaskan hawa nafsunya dengan berbagai bentuk (ma'siat).
Rajin berdo'a kepaa Allah supaya diberi petunjuk seorang istri yang sholehah.
Setelah menikah tidak melupakan amal-amalan. Saat
istri mengandung, istri dan suami rajin membaca Al-Qur'an bahkan
mempelajarinya. Siang malam tidak lepas dari sholat 5 waktu dan sholat sunat.
Siang, puasa sunat Senin Kamis. Rumah dibuat suasana yang Islami, seperti
dipajangnya kaligrafi, dan memutar audio Al-Qur'an, supaya insyaAllah Allah
menurunkan berkahnya. Hiasan lainnya berupa kitab-kitab keilmuan islam pada rak
buku, dan tidak sekedar dipajang.
Setelah anak lahir yang pertama diajarkan adalah
Kitab Allah dengan berbagai cara yang menyenangkan bagi seorang anak kecil,
dengan mengimbangi kecerdasan dan psikologisnya. Jangan lupa sang ibu dan ayah,
ikut mempelajari Al-Qur'an dan kitab-kitab keislaman lainnya. Kedua orang
tuanya juga mesti wara/apik dalam berbicara, bersikap dan memakan makanan,
beribadah dan dalam kegiatan lainnya. Karena ikatan jiwa dengan sang anak
sangat kuat, maka harus dimulai pula dengan menjaga jiwa orangtuanya.
Senantiasa berdzikir dan bertafakur. Tidak lalai, dan tidak melakukan hal yang
sia-sia. Sang ayah memberikan nafkah dengan rezeki yang halal dan yang
berkualitas baik.
Saat anak remaja dan tumbuh dewasa, maka orang
tua baiknya mengadakan pertemuan rutin dengan seluruh anggota keluarga untuk
penyegaran ruhani, memberikan pemahaman-pemahaman sosial, dan lain sebagainya,
mendengarkan curhat si anak dan memberikan si anak tanggungjawab/kepercayaan
dalam beberapa hal positif. Agar si anak tetap dalam koridor Islam dan tidak
terjerumus pada pergaulan-pergaulan yang dapat membahayakan masa
depannya.
Orang tua selalu memberikan contoh yang positif,
tidak hanya berbicara, tetapi bertindak menjadi lingkungan yang baik di
lingkungan keluarga. Secara ruhani, orang tua selalu meningkatkan amal ibadah
dan mendo'akan si anak, beramal untuk si anak. Sebab sering kali orang tua
tidak tahu apa yang dilakukan si anak jika telah keluar dari rumah, atau di
dalam kamar.
InsyaAllah dengan mujahadatunnafsi demikian,
yang memang berat dilakukan, tapi itulah konsekuensinya jika menghendaki
keluarga/anak yang shalih dan shalihah. InsyaAllah dengan berbekal ilmu
agama, seorang anak akan berhasil dalam bidang apa pun yang digelutinya di masa
depan. Jangan salah memilih dan menentukan. Agama adalah pondasi terbaik. InsyAllah.
Sumber Gambar : aqidah-islam.blogspot.com