tag:blogger.com,1999:blog-74559723047387136912024-02-19T08:00:11.544-08:00MoslegraphAndi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.comBlogger64125tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-79801857878532391432018-12-23T18:50:00.000-08:002018-12-23T20:39:44.223-08:00Bangun Dini Hari, Manfaatnya Sungguh Mengejutkan<div style="text-align: justify;">
<b>Moslegraph</b> - Tak dapat dipungkiri bahwa bangun dini hari sangat sulit dilakukan karena berbagai alasan. Tapi ternyata bangun di waktu sepagi itu banyak manfaatnya, apalagi kalau kita secara rutin bangun jam 3 hingga jam 4 pagi. Untuk menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh, bangun dini hari dapat menjadi langkah awal yang terbaik. Walaupun terasa sulit awalnya tapi lama-lama akan terasa manfaatnya yang luar biasa. Berikut ini beberapa manfaat bangun dini hari. - <a href="https://moslegraph.blogspot.com/2018/12/5-manfaat-bangun-pagi-ini-sangat.html"><b>5 Manfaat Bangun Pagi Ini Sangat Penting Diketahui</b></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Meningkatkan Kualitas Kejiwaan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bangun dini hari membuat kita memliki kesempatan terbaik untuk beribadah dan berdoa lebih khusyuk. Saat itu suasana hening menenangkan. Suasana seperti itu ditambah dengan beribadah akan membuat suasana hati meningkat lebih positif, bahkan semakin positif apabila dilakukan secara rutin setiap hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Meningkatkan Produktivitas</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan bangun dini hari dapat dipastikan bahwa kita lebih punya banyak waktu untuk mengerjakan banyak hal. Kita pun jadi tidak perlu terburu-buru atau dikejar-kejar waktu seperti apabila kita bangun kesiangan. - <a href="https://moslegraph.blogspot.com/2018/12/tidur-8-jam-tetapi-masih-kesiangan.html"><b>Tidur 8 Jam Tetapi Masih Kesiangan? Inilah Alasannya</b></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3. Sempat Berolahraga</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apabila kita bangun kesiangan, kita tidak akan sempat berolahraga. Jangankan berolahraga, mengerjakan pekerjaan rumah pun hampir tidak sempat. Beda lagi kalau kita bangun dini hari kita bisa meluangkan sedikit waktu untuk olahraga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>4. Kualitas Tidur Lebih Baik</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena ingin bangun dini hari kita akan berusaha untuk tidur lebih awal. Beberapa keuntungan yang didapat, yakni tubuh akan memiliki jam biologis baru juga mendapatkan jam tidur yang cukup. Dengan demikian kualitas tidur jadi terasa lebih baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>5. Dapat Melenyapkan Stres</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana bangun dini hari dapat melenyapkan stres? Hal ini terjadi karena menghirup udara segar di pagi hari membuat pikiran jadi terasa lebih tenang, perasaan pun menjadi lebih terasa sejuk. Tidak heran apabila rasa stres dan tertekan bisa lenyap. Emosi dan pikiran juga bisa terasa jauh lebih stabil saat beraktivitas sehari-hari. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>6. Memperbaiki Mood</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat bangun dini hari kita dapat kesempatan untuk menikmati dan menyambut fajar. Hal ini bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan. Mood akan terasa lebih baik. Mental juga bakal lebih siap untuk menjalani aktivitas seharian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>7. Mudah Menjemput Rezeki</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan bangun lebih pagi kita pun menjadi lebih siap menyambut hari. Orang-orang yang berhubungan bisnis dengan kita akan tidak sungkan berbisnis. Selain itu kesegaran jiwa raga yang diraih membuat kita mampu menjalani aktivitas menjemput rezeki dengan lebih lancar. Jadwal kegiatan harian bisa diatur tanpa harus merasa kekurangan waktu atau kesulitan lainnya. Kerja lebih semangat, menjemput rezeki pun disertai dengan berbagai suasana positif. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikian manfaat bangun dini hari. Kebutuhan istirahat setiap orang mungkin berbeda-beda, tetapi tidak ada salahnya apabila kita mencoba bangun lebih awal demi meningkatkan kualitas kehidupan kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-47024007020100026912018-12-22T23:25:00.000-08:002018-12-23T03:00:47.141-08:005 Manfaat Bangun Pagi Ini Sangat Penting Diketahui<div style="text-align: justify;">
Bagi seorang pekerja bangun pagi mungkin bukanlah hal yang sulit dilakukan, apalagi jika harus mengejar jadwal keberangkatan transportasi umum menuju tempat kerja. Namun jangan hanya karena alasan seperti ini saja kita bersegera untuk bangun pagi, sementara kita malah bangun lebih siang saat libur. Padahal, bangun pagi hari mempunyai manfaat bagi banyak aspek kehidupan.Apalagi jika bangun pagi yang dimaksud adalah pada waktu sebelum adzan subuh. Sesungguhnya banyak sekali hal yang bisa kita dapatkan ketika bangun pagi, sampai-sampai banyak ahli melakukan penelitian tersendiri mengenai bangun pagi ini untuk membuktikannya. Penasaran bagaimana hasil penelitian tersebut? Berikut ini uraiannya. - <a href="https://moslegraph.blogspot.com/2018/12/tidur-8-jam-tetapi-masih-kesiangan.html"><b>Tidur 8 Jam Masih Kesiangan? Inilah Alasannya</b></a></div>
<b><br /></b><b>1. Lebih Bahagia</b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Orang yang bangun pagi memiliki suasana hati lebih bahagia sepanjang hari. Hasil penelitian membuktikan bahwa kelompok manula cenderung lebih bahagia karena mereka lebih sering bangun pagi. Sementara orang-orang dewasa dan anak muda memiliki suasana hati lebih buruk setiap harinya karena jarang bangun pagi sebagai akibat dari sering bekerja dan bermain hingga larut malam.</div>
<br />
<b>2. Lebih Sukses</b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Universitas Texas pada tahun 2008 melakukan sebuah riset dan dari hasil riset tersebut menemukan bahwa mahasiswa yang sering bangun pagi memiliki nilai GPA atau IPK yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang suka begadang dan jarang bangun pagi.</div>
<br />
<b>3. Lebih Produktif</b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Orang yang bangun lebih pagi memiliki waktu lebih banyak untuk menyiapkan pekerjaan. Mereka telah mulai beraktivitas pada suasana yang masih hening dan baik bagi konsentrasi pikiran. Bahkan Profesor Biologi di University of Education di Heidelberg dalam penetiannya menemukan bahwa orang yang bangun lebih pagi memiliki energi lebih banyak.<br />
<br />
Baca juga:<br />
<a href="https://moslegraph.blogspot.com/2018/12/inilah-7-kerugian-akibat-tempat-kerja.html"><b>Inilah 7 Kerugian Akibat Tempat Kerja Berantakan</b></a></div>
<br />
<b>4. Lebih Sehat Secara Fisik</b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Bangun pagi membuat orang lebih banyak menghirup udara segar dan lebih bersemangat untuk berolahraga bahkan dengan mengerjakan pekerjaan rumah. Tentu hal ini membuat tubuh menjadi lebih sehat dan bugar. Bangun lebih pagi merupakan kebiasaan dari kebanyakan orang sukses. Menghirup udara segar dan berolahraga di pagi hari dapat memperbaiki suasana hati sekaligus menyumbangkan lebih banyak energi untuk melaksanakan aktivitas.</div>
<br />
<b>5. Lebih Sehat Secara Mental</b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Orang yang bangun lebih pagi akan memiliki kondisi psikologis lebih baik (positif) dan mental yang lebih optimis. Mereka pun akan lebih mudah merasa puas. Sebaliknya, orang yang memiliki kebiasaan bangun di malam hari dan tidur pada pagi hari, cenderung memiliki suasana pikiran lebih negatif seperti depresi dan pesimis.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Biasakanlah bangun lebih pagi selagi bisa dan sempat, karena hal itu lebih bermanfaat bagi banyak aspek kehidupan kita, tidak hanya bagi kesehatan fisik dan mental tetapi juga bagi kemajuan karir.</div>
<div>
<br />
<i>Diadaptasi dari: <a href="https://lifestyle.kompas.com/read/2018/06/21/100038820/5-manfaat-bangun-pagi-untuk-hidup-kita">lifestyle.kompas.com</a></i></div>
Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-60090382357164253962018-12-22T22:00:00.001-08:002018-12-23T01:55:56.837-08:00Inilah 7 Kerugian Akibat Tempat Kerja Berantakan<div style="text-align: justify;">
<b>Moslegraph</b> - Apakah kita punya ruang atau meja kerja pribadi di rumah dan di kantor? Jika iya, lalu benarkah bahwa dibandingkan karyawan perempuan, karyawan laki-laki lebih sering membiarkan meja kerjanya berantakan? Tentang ruang kerja atau meja kerja berantakan ini sebuah riset menyebutkan bahwa hampir setengah atau tepatnya 46% pekerja merasa tidak perlu memiliki meja yang tertata rapi. Hanya ada 1 dari 5 pekerja yang mengaku secara teratur merapikan meja kerjanya. Sementara dilihat dari usianya, pekerja umur 45 tahun ke atas cenderung lebih tidak peduli pada kerapihan meja kerja. Adapun kelompok usia yang paling rajin merapikan meja kerja adalah kelompok usia 16 hingga 24 tahun. Terlepas dari hasi penelitian itu, juga orang-orang tertentu yang memang senang berantakan, semua orang baik laki-laki atau perempuan, tua maupun muda perlu mengetahui bahwa memiliki ruang atau meja kerja yang rapi itu lebih baik daripada membiarkan tempat kerja berantakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengertian berantakan di sini tidak hanya secara fisikal tetapi juga secara digital. Kita boleh saja merasa bahwa lingkungan di sekitar kita sudah cukup bersih dan rapi namun saat kita membuka komputer file-file ternyata tersimpan secara tidak karuan. Tak hanya itu notifikasi email, chat dan akun media sosial pun berbunyi terus menerus. Itulah mengapa berantakan tidak hanya berisfat fisikal tetapi juga secara digital.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut ini beberapa pengaruh buruk akibat tempat kerja berantakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Menurunkan Kinerja Otak</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak hanya meja kerja, baik itu lemari, lantai, maupun segala tempat di sekitar kita, kondisi berantakan ternyata dapat menyebabkan dampak negatif terhadap otak. Seorang ahli saraf di Universitas Princeton melalui sebuah penelitian telah berhasil melihat perbedaan antara produktivitas seseorang di lingkungan yang berantakan dengan lingkungan yang rapi. Hasil riset tersebut menunjukkan bahwa mereka yang dikelilingi suasana berantakan kinerjanya mengalami penurunan, stres bertambah, mengalami penurunan fokus dan ketidakmampuan memproses informasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Memperburuk Mental</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak hanya berdampak bagi kinerja otak, tempat yang berantakan ternyata dapat membuat kita lebih lelah. Apabila kita bekerja di dalam sebuah ruang atau di hadapan meja yang berantakan kita cenderung akan merasa frustasi, merasa miskin, dan tidak mempunyai kontrol atas hidup kita. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3. Menyebabkan Kurangnya Ingatan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kasus berantakan secara digital dapat mempengaruhi kita ke arah negatif. Misalnya notifikasi email, chat dan akun media sosial yang berbunyi terus menerus dapat membuat kita tidak bisa masuk secara penuh dalam proses kreativitas kerja karena terganggu akan hal tersebut. Dengan kata lain hal tersebut bisa memecah belah fokus kita dalam bekerja. Kondisi berantakan baik secara fisikal maupun secara digital bisa membuat kita lemah dalam memilah informasi, selalu berganti-ganti pekerjaan karena kehilangan fokus, serta kurangnya ingatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>4. Menjadi Sarang Kuman</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meja kerja yang berantakan bisa menjadi sarang kuman sebab sampah-sampah yang terselip biasanya susah dibersihkan. Kaos kaki bekas pakai, kertas bekas, bekas makanan dan minuman, semua hal-hal kotor seperti itu dapat dengan mudah menjadi sarang kuman penyebab penyakit atau penyebab ketidaknyamanan, misalnya timbul bau yang tidak sedap. Hal tersebut bisa mengganggu konsentrasi saat kita bekerja.<br />
<br />
<b>Baca Juga:</b><br />
<a href="https://moslegraph.blogspot.com/2018/12/5-manfaat-bangun-pagi-ini-sangat.html">5 Manfaat Bangun Pagi Ini Penting Diketahui</a><br />
<a href="https://moslegraph.blogspot.com/2018/12/tidur-8-jam-tetapi-masih-kesiangan.html">Tidur 8 Jam Masih Kesiangan? Inilah Penyebabnya</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>5. Beresiko Terhadap Karir</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana bisa tempat kerja berantakan bisa beresiko terhadap karir? Sebuah survei di Inggris menyebutkan 13,4 % pekerja laki-laki pernah ditegur atasan karena berantakan sementara pekerja perempuan sebanyak 6,9 %.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>6. Waktu Terbuang Sia-sia</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akibat dari kebiasaan menaruh benda-benda sembarangan dan tidak pada tempatnya, seorang karyawan sering kali kehilangan waktu berharga hanya untuk mencari benda-benda yang tidak sengaja terselip entah di mana. Apabila dirata-ratakan, tiap pekerja kehilangan waktu 1,5 hari dalam setahun hanya untuk mencari benda-benda yang hilang di antara suasana tempat kerja yang berantakan. Sebanyak 1 dari 8 pekerja mengaku kehilangan waktu berharga hanya untuk memperdebatkan urusan meja berantakan. Kemudian 10 % lebih pekerja menghabiskan 30 menit lebih waktu mereka setiap pekan hanya karena mencari dokumen yang tersangkut entah di mana. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>7. Kehilangan Klien Baru</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di antara semuanya bahkan ada yang lebih buruk. Hampir 1 dari 10 pekerja mengaku bahwa mereka pernah kehilangan kesempatan ketika akan mendapatkan klien baru. Hal itu disebabkan karena meja kerjanya berantakan. Termasuk karena draf kontrak maupun dokumen penting lainnya hilang di antara tumpukan kertas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah begitu banyak kerugian yang bisa dialami akibat ruang kerja atau meja kerja dibiarkan berantakan. Daripada kita mengalami kesusahan di kemudian, lebih baik rapikan tempat kerja kita sejak sekarang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Diadaptasi dari :</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>www.tahupedia.com</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>health.detik.com</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-47410728151682061402018-12-22T17:54:00.001-08:002018-12-22T17:54:39.015-08:00Pengertian Stimulasi Secara Bahasa dan Menurut Ilmu Perkembangan Anak<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #cc0000;"><b>Moslegraph</b></span> - Berikut ini akan dijelaskan pengertian stimuilasi secara bahasa dan secara istilah (dalam bidang ilmu perkembangan anak). </div>
<br />
<b>1. Pengertian Stimulasi Secara Bahasa </b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) <i>stimulasi </i>memiliki pengetian<i> dorongan</i> atau <i>rangsangan</i>, adapun <i>menstimulasi </i>berarti <i>mendorong</i> atau <i>menggiatkan</i>.</div>
<br />
<b> 2. Pengertian Stimulasi Dalam Ilmu Perkembangan Anak</b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Dalam ranah ilmu perkembangan anak <i>stimulasi</i> diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk merangsang kemampuan dasar anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal Stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan oleh setiap orang yang berinteraksi dengan anak, mulai dari ibu, ayah, pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. - <b><a href="http://http/">Punya Anak Usia Dini? Beginilah Cara Menstimulasi Perkembangannya</a></b></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Masih dalam ilmu perkembangan anak <i>stimulasi</i> identik dengan pemberian rangsangan yang berasal dari lingkungan di sekitar anak guna lebih mengoptimalkan aspek perkembangan anak.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Demikain pengertian stimulasi menurut KBBI (secara bahasa) dan menurut ilmu perkembangan anak (secara istilah). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa <i>stimulasi</i> memiliki pengertian dorongan/rangsangan lingkungan yang berpengaruh pada kondisi seseorang, apakah itu kondisi <a href="https://moslegraph.blogspot.com/2018/12/7-pengertian-psikologis-menurut-para.html">psikologis</a>, fisik, maupun perkembangan seseorang. Dalam stimulasi selalu ada konsep dorongan (rangsangan), lingkungan, dan pengaruh yang diharapkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Diadaptasi dari: </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://kbbi.web.id/stimulasi"><i>kbbi.web.id</i></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://www.klikdokter.com/rubrik/read/2860327/stimulasi-perkembangan-anak"><i>www.klikdokter.com</i></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.pengertianilmu.com/2016/05/pengertian-stimulasi-bagi-anak-usia-dini.html"><i>www.pengertianilmu.com</i></a></div>
Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-51037900479697567012018-12-22T17:00:00.001-08:002018-12-22T17:20:48.013-08:007 Pengertian Psikologis Menurut Para Ahli<b><span style="color: #cc0000;">Moslegraph</span> - </b>Pada saat membaca literatur yang membahas perilaku, sikap atau ilmu kejiwaan, sering kali kita menemukan kata <i>psikologis</i>, namun terkadang kita belum begitu memahami pengertian kata khusus tersebut. Oleh karena itu untuk membantu dalam memahami artikel terkait, berikut ini 7 macam pengertian psikologis menurut para ahli.<br />
<b><br /></b>
<b>1. Abdul Mujib</b><br />
<b><br /></b>
Psikologis adalah pikiran yang melibatkan ide atau intelek untuk memahami dunia dan dirinya.<br />
<br />
<b>2. Dennis J. Billy</b><br />
<b><br /></b>
Secara tradisional, suara hati dipahami dalam pengertian psikologis, yaitu kesadaran tentang yang benar dan yang salah.<br />
<br />
<b>3. Bilson Simamora</b><br />
<b><br /></b>
Psikologis merupakan faktor yang berasal dari dalam individu seseorang dan unsur-unsur psikologis ini meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian, memori, emosi, kepercayaan, dan sikap.<br />
<br />
<b>4. Myra Chave - Jones</b><br />
<b><br /></b>
Psikologis merupakan gambaran garis besar mengenai cara kerja pikiran kita.<br />
<br />
<b>5. Willy Wong</b><br />
<b><br /></b>
Psikologis merupakan bentuk dari mekanisme <i>fight</i> dan <i>flight</i> dalam diri manusia.<br />
<br />
<b>6. Yusuf Qardhawi</b><br />
<b><br /></b>
Psikologis merupakan hal pertama yang mempengaruhi perilaku seseorang.<br />
<b><br /></b>
<b>7. Nursalam</b><br />
<b><br /></b>
Psikologis merupakan hal yang merupakan kepribadian dan kemampuan individu dalam memanfaatkannya menghadapi stress yang disebabkan situasi dan lingkungan.<br />
<br />
Demikian 7 macam pengertian <i>psikologis </i>menurut para ahli.<br />
<br />
<br />Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-19627961572210342902018-12-22T05:29:00.000-08:002018-12-22T23:27:12.227-08:00Tidur 8 Jam Tetapi Masih Kesiangan? Inilah Alasannya<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #cc0000;"><b>Moslegraph</b></span> - Mungkin kita pernah merasa heran mengapa masih juga bangun kesiangan padahal durasi tidur malam telah memenuhi syarat yakni 7 - 8 jam. Nah jika kita pernah atau bahkan sering mengalami hal seperti itu sebaiknya dari sekarang mulai mewaspadai faktor-faktor lain penyebab kesulitan bangun di pagi hari. Berikut ini faktor-faktor yang dapat membuat kita sulit bangun pagi selain karena begadang dan lelah bekerja. - <b><a href="https://moslegraph.blogspot.com/2018/12/5-manfaat-bangun-pagi-ini-sangat.html">5 Manfaat Bangun Pagi Ini Sangat Penting Diketahui</a></b></div>
<br />
<b>1. Suasana Kamar Berantakan</b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Secara <a href="https://moslegraph.blogspot.com/2018/12/7-pengertian-psikologis-menurut-para.html">psikologis</a> suasana kamar memiliki pengaruh terhadap kualitas tidur kita. Kamar berantakan akan cenderung membuat kita merasa dihantui pekerjaan-pekerjaan yang belum selesai sebelum tidur. Sebelum tidur sebaiknya kamar dibuat dalam kondisi rapi dan beraroma harum sehingga dapat memberikan efek menenangkan sekaligus <a href="http://http/">menstimulasi</a> tubuh untuk lebih cepat tertidur - <a href="https://moslegraph.blogspot.com/2018/12/inilah-7-kerugian-akibat-tempat-kerja.html" style="text-align: center;"><b>Inilah 7 Kerugian Akibat Tempat Kerja Berantakan</b></a></div>
<br />
<b>2. Menambah Durasi Tidur Setelah Alarm Berbunyi</b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Terkadang kita bangun hanya untuk mematikan alarm, kemudian tidur lagi beberapa menit. Meskipun hanya 10 sampai 15 menit waktu tambahan tersebut ternyata berdampak tidak baik. Kita akan jauh dalam fase tidur yang lebih nyenyak yang berakibat merasa jauh lebih lelah dan lesu saat bangun. Dengan demikian penting sekali untuk menaati bunyi alarm yang kita pasang sebelum tidur.</div>
<br />
<b>3. Mandi sebelum tidur</b><br />
<br />
Memang benar bahwa mandi air hangat di malam hari bisa membuat tubuh rileks sehingga mudah tertidur. Tapi bukan dengan cara benar-benar mandi sebelum tidur. Hal ini karena penurunan suhu pada tubuh justru akan memberi sinyal untuk bangun memulai hari. Kalau kita mau mandi air hangat di malam hari, sebaiknya dilakukan 1,5 - 2 jam sebelum waktu tidur, untuk membantu meningkatkan kualitas tidur.<br />
<br />
<b>4. Memakan Karbohidrat</b><br />
<b><br /></b>
Makan sebelum tidur tidak hanya buruk bagi bentuk badan, tetapi juga terhadap kualitas tidur kita. Apalagi makanan yang mengandung <a href="http://http/">karbohidrat</a> dan gula yang tinggi seperti <a href="http://http/">pizza</a>, <a href="http://http/">cake</a>, dan kentang. Makanan-makanan seperti itu hanya boleh dikonsumsi dalam jeda 5 jam sebelum waktu tidur. Apabila kita mau makan dalam jeda kurang dari 5 jam sebelum tidur, sebaiknya dipilih makanan yang kandungan karbohidrat atau gulanya rendah.<br />
<br />
<b>5. Jadwal Tidur Tidak Menentu</b><br />
<b><br /></b>
Perlu diketahui bahwa tubuh kita bekerja menurut irama tertentu yang diatur <a href="http://http/">jam biologis</a>, dimana jam biologis ini mengatur siklus setiap hal di dalam tubuh termasuk siklus tidur dan istirahat. Jika kita memiliki kebiasaan tidur malam dengan waktu yang berbeda-beda setiap hari, hal itu bisa merusak jam biologis yang mengatur siklus tidur tersebut. Adapun dampaknya dapat membuat tubuh merasa lelah dan lesu ketika bangun pagi. Oleh karena itu kita perlu mengusahakan tidur menurut jam yang sama di setiap hari.<br />
<br />
<b>6. Tidur Lebih Lama di Akhir Pekan</b><br />
<br />
Apakah kita termasuk orang yang terbiasa tidur 5-6 jam di hari kerja, tapi tidur 2 kali lipat lebih lama saat libur? Lagi-lagi ini akan merusak jam biologis tubuh kita. Selain bisa mengakibatkan <i><a href="http://http/">sleeping disorder</a></i>, kebiasaan ini pun dapat menimbulkan penyakit <a href="http://http/">obesitas</a>, <a href="http://http/">diabetes tipe 2</a>, dan <a href="http://http/">penyakit kardiovaskular</a>. Meskipun libur akhir pekan sebaiknya kita tetap tidur dan bangun di waktu yang sama seperti di hari-hari lain.<br />
<br />
<b>7. Melewatkan Sarapan</b><br />
<b><br /></b>
Sebaiknya waktu antara bangun tidur dengan sarapan tidak terlalu jauh. Sarapan pagi akan membantu tubuh kita memulai jam biologis untuk bisa memberi alarm mengenai kapan waktu tubuh kita memerlukan istirahat di kemudian. Jika jarak waktu antara jam bangun tidur dengan jam makan pertama terlalu jauh dapat memicu tubuh memproduksi lebih banyak <a href="http://http/">hormon kortisol</a> yang memicu stres. - <a href="http://http/">Lakukan Sarapan Pagi dengan Cara Ini Agar Badan Lebih Sehat</a>!<br />
<br />
<i>Diadatasi dari: <a href="https://netz.id/news/2017/09/22/00716-01916/1005210917/susah-bangun-pagi-hindari-7-hal-ini">netz.id</a></i><br />
<br />
<br />Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-76958725151883547332018-12-22T03:02:00.002-08:002018-12-22T03:02:35.784-08:00Adakah Hubungan Hari Lahir dengan Watak Manusia?<div>
Saya menyaksikan banyak sekali artikel yang membahas persoalan watak menurut hari lahir ini. Kita pun sekali-kali mendengar ada orang tua membahas masalah ini. Namun dalam memperjuangkan kebenaran kita patut bertanya: Benarkan bahwa ada hubungan antara watak manusia dengan hari lahirnya? Paling tidak saya meyakini bahwa persoalan ini begitu penting tatkala mengetahui bahwa jaman dahulu orang sangat mengutamakan untuk mengingat hari lahir anaknya bahkan lengkap dengan pasarannya. Saya menangkap kesan penting karena meyakini bahwa orang-orang jaman dahulu juga pintar, bahkan dalam beberapa sisi bisa lebih pintar daripada orang yang hidup jaman sekarang. Untuk menegakan kebenaran kita tidak seharusnya lekas menolak sebuah konsep, walaupun bukan berarti untuk meyakininya paling tidak diperlakukan sebagai objek penelitian. Itu lebih baik daripada langung bersikap anti apalagi melayangkan cemoohan. Jila salah harus terbukti salah, jika benar pun harus terbukti benar.</div>
<div>
<b><br /></b></div>
<div>
<b>Metode Penelitian Watak Berdasarkan Hari Kelahiran</b></div>
<div>
<b><br /></b></div>
Suatu kali saya merenungkan sebuah cara, bahwa untuk mengetahui kebenaran konsep <i>watak menurut hari lahir</i> sedikitnya dapat dilakukan dengan 3 cara. <div>
<br /><div>
1. Memiliki Data Sifat Berdasarkan Weton</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Data tentang watak berdasarkan hari lahir ini dapat didapatkan dari internet maupun dari buku-buku sumber, atau hasil mendengar dari penjelasan orang tua. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
2. Mencocokan Data dengan Objek Penelitian</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Mencocokan data watak berdasarkan weton ini memerlukan kepekaan rasa dalam mencocokan data dengan watak orang-orang yang ditemui di sekeliling. Mungkin tidak semua orang dapat melakukan pencocokan data sifat menurut hari kelahiran ini dengan watak orang-orang di lapangan. Tidaklah heran karena keterampilan ini betul-betul memerlukan kepekaan rasa, misalnya bagaimana membedakan keunikan amarah seseorang, keunikan cara berbicara dan berfikir, keunikan perilaku, dan lain-lain.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
3. Pengelompokan Objek Penelitian</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kita juga perlu mengelompokan orang-orang yang diteliti wataknya tersebut. Pengelompokan ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengulangan yang sama. Saya sudah begitu sering memperhatikan watak orang dan berdasarkan pengamatan rata-rata apa yang disaksikan lewat rasa ini memang sama dengan apa yang dikemukakan data watak menurut weton yang didapatkan dari hasil membaca maupun mendengar perkataan orang.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Sikap Tidak Percaya Orang</b></div>
<div>
<b><br /></b></div>
<div>
Jika saya membicarakan masalah sifat berdasarkan weton ini dengan orang lain, maka ada yang percaya, ada yang biasa saja, ada juga yang tidak percaya bahkan menganggap bahwa perkara sifat berdasarkan hari lahir ini adalah takhayul dan termasuk syirik. Saya bisa memaklumi adanya orang yang tidak percaya dengan konsep karakter berdasarkan hari lahir ini mengingat bahwa tingkat kepekaan rasa itu berbeda-beda. Saya tetap harus menghormati mereka yang tidak percaya. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Terlepas dari orang percaya atau tidak bagi saya pribadi konsep karakter berdasarkan weton ini merupakan sebuah bidang ilmu yang layak dijadikan bahan penelitian sebagaimana ilmu-ilmu pengetahuan alam yang kasat mata, hanya saja persoalannya ada kesulitan tersendiri dalam menuliskan data yang disandarkan pada penelitian <i>sense</i> (rasa) ini.</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Terus Mengasah Keyakinan</b></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sampai saat ini saya masih terus mengasah keyakinan saya akan kebenaran konsep watak menurut weton ini dengan cara terus menerus mengamati orang-orang sekitar. Sebenarnya saya adalah orang yang kritis (banyak bertanya atau mempertanyakan setiap hal) dan sebenarnya tidak mudah percaya begitu saja dengan sesuatu tanpa mengujinya terlebih dahulu. Walaupun demikian karena penelitian saya sudah cukup lama, seingat saya mulai kenal dengan dunia pengelompokan watak manusia itu sekitar tahun 2007 kepercayaan saya pun semakin meningkat. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Korelasi dengan Alam</b></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Terkadang dalam membahas keteraturan watak manusia secara umum (tidak hanya hari lahir saja) beberapa paham dalam banyak artikel menghubung-hubungkannya dengan pengaruh alam. Dikatakan bahwa alam ini mempengaruhi watak manusia. Tentang ini saya percaya Tuhan telah membuat keteraturan watak manusia berdasarkan peredaran waktu, dan selalu ada perulangan tiap jatuh pada waktu yang sama. Adapun korelasinya dengan alam, entah kebetulan atau memang ada hubungannya, dapat disebutkan bahwa kondisi alam pada saat seseorang dilahirkan itu sebagai simbolisasi dari watak orang yang dilahirkan pada waktu tersebut. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Saya rasa korelasi seperti itu tidak ada salahnya untuk dipercayai, yang penting kita tidak meyakini bahwa ada sesuatu yang lain yang berkuasa di luar Tuhan Yang Maha Esa, atau alamlah yang menentukan watak manusia sementara kita lupa kepada pencipta alam itu sendiri. Dalam memahami persoalan ini dibutuhkan sifat bijaksana yang cukup membumi lebih dari yang saya uraikan dalam tulisan ini.</div>
<div>
<br /></div>
Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-29439876622129339422014-03-11T20:36:00.002-07:002014-03-11T20:36:25.549-07:00Hirup jeung Kahayang<div class="mbs _5pbx userContent" data-ft="{"tn":"K"}">
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_531fccd4012016956402488">
Hiji kawih nu dihaleuangkeun ku ibu Nunung Nurmalasari, nu kutipan
rumpakana : "Mungguh kitu kahirupan di dunya teh papasangan.",
nganyatakeun yen lamun dititenan hampir sadaya perkara nu aya di dunya
teh memang papasangan, dua-dua, upamana bae beurang jeung peuting,
lalaki awewe, hese jeung enteng, jeung rea-rea deui conto sejenna.
Antara dua anu papasangan teh pasti bae ngabogaan kaayaan anu beda,
malah sok patukang tonggong. Di sagigireun conto tadi, <span class="text_exposed_show">aya
deui pasangan antara hirup jeung kahayang (nafsu). Ngeunaan dua perkara
ieu, kumaha bisa jadi hiji pasang nu kaayaanna beda jeung patukang
tonggong? Palebah mana bedana? Bari hikmah naon anu bisa diteuleuman tur
dialap manfaat tina hartina?<br /> <br /> Bedana antara hirup jeung
kahayang (nafsu) teh tandes pisan, nyaeta yen hirup di dunya aya
tungtungna, sedengkeun kahayang (nafsu) mah teu aya tungtungna. <br /> <br />
Hikmahna nyaeta yen sakedahna urang inget kana dua perkara ieu sangkan
jadi pepeling, amih urang teu kajongjonan teuing nurutkeun hawa nafsu
anu teu aya tungtungna, bari hilap kana kahirupan anu baris pendak jeung
tungtungna, nyaeta maot. Sedengkeun maot eta rusiah nu moal bisa
dipikanyaho iraha sumpingna. Bari sakedahna sateuacan maot teh, urang
soson-soson, bebekelan amal keu perjalanan ka aherat, soson-soson
beberesih diri tina sagalapa rupa rereged lahir jeung rereged batin.<br /> <br />
Di dieu sanes hartosna, ulah dudunya, tapi nganiatan dudunya (usaha
kadunyaan) urang teh keur tujuan aherat. Hasilna tangtu moal aya sifat
koret, sifat kokomoan dina ngudag-ngudag dunya, tepi ka poho kana
kawajiban, moal aya rasa nu lain leuwih penting tinimbang ibadah,
upamana sholat lima waktu nu kudu dilaksanakeun di awal waktu, moal
kaelehkeun ku kasibukan, kaelehkeun ku rasa kagok, jeung sajabana.<br /> <br />
Tapi kangaranan nafsu, sok endah bae, mengkolkeun lengkah urang tina
kuduna bae. Urang kudu salawasna waspada, ngelingan diri pribadi, dan
iwalti ku pribadi, tuluy ngereketkeun maneh. Mudah-mudahan ku ngingetan
eta dua perkara, urang bisa matuhkeun pamadegan dina bener, atuh nalika
mengkol deui-mengkol deui, urang bisa gura-giru balik deui kana jalan
anu lempeng, aamiin.</span></div>
</div>
<span></span>Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-48253422484116168442013-08-29T01:21:00.002-07:002013-08-29T01:21:33.254-07:00Membangun Keluarga Shaleh/Shalehah<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]-->
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Membangun sebuah keluarga yang shalih dan
shalihah adalah impian semua orang. Kuncinya adalah <i>mujahadatunnafsi </i>(memerangi
hawa nafsu). Sebagai laki-laki yang kelak menjadi imam dalam sebuah keluarga,
semestinya seorang laki-laki, mengendalikan hawa nafsu semenjak mencari calon
istri. Di saat berusaha mencari calon pendamping hidup, ia tekun beribadah dan
menahan diri dari melampiaskan hawa nafsunya dengan berbagai bentuk (ma'siat).
Rajin berdo'a kepaa Allah supaya diberi petunjuk seorang istri yang sholehah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1M07Mw2zy324E6JU4jIbTB6VoJ3hJ9KlINQIjtN9E_XdXLjHriav5qNeAP2UFeNDaD73TKKo5LK8yLWP-B0vsf5aSVEq0zgJq1lS_JRmDStxtBR13IzlifN77XNtFeMq5zSzSfFe91Qg/s1600/keluarga-sakinah.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1M07Mw2zy324E6JU4jIbTB6VoJ3hJ9KlINQIjtN9E_XdXLjHriav5qNeAP2UFeNDaD73TKKo5LK8yLWP-B0vsf5aSVEq0zgJq1lS_JRmDStxtBR13IzlifN77XNtFeMq5zSzSfFe91Qg/s1600/keluarga-sakinah.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah menikah tidak melupakan amal-amalan. Saat
istri mengandung, istri dan suami rajin membaca Al-Qur'an bahkan
mempelajarinya. Siang malam tidak lepas dari sholat 5 waktu dan sholat sunat.
Siang, puasa sunat Senin Kamis. Rumah dibuat suasana yang Islami, seperti
dipajangnya kaligrafi, dan memutar audio Al-Qur'an, supaya insyaAllah Allah
menurunkan berkahnya. Hiasan lainnya berupa kitab-kitab keilmuan islam pada rak
buku, dan tidak sekedar dipajang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah anak lahir yang pertama diajarkan adalah
Kitab Allah dengan berbagai cara yang menyenangkan bagi seorang anak kecil,
dengan mengimbangi kecerdasan dan psikologisnya. Jangan lupa sang ibu dan ayah,
ikut mempelajari Al-Qur'an dan kitab-kitab keislaman lainnya. Kedua orang
tuanya juga mesti wara/apik dalam berbicara, bersikap dan memakan makanan,
beribadah dan dalam kegiatan lainnya. Karena ikatan jiwa dengan sang anak
sangat kuat, maka harus dimulai pula dengan menjaga jiwa orangtuanya.
Senantiasa berdzikir dan bertafakur. Tidak lalai, dan tidak melakukan hal yang
sia-sia. Sang ayah memberikan nafkah dengan rezeki yang halal dan yang
berkualitas baik. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat anak remaja dan tumbuh dewasa, maka orang
tua baiknya mengadakan pertemuan rutin dengan seluruh anggota keluarga untuk
penyegaran ruhani, memberikan pemahaman-pemahaman sosial, dan lain sebagainya,
mendengarkan curhat si anak dan memberikan si anak tanggungjawab/kepercayaan
dalam beberapa hal positif. Agar si anak tetap dalam koridor Islam dan tidak
terjerumus pada pergaulan-pergaulan yang dapat membahayakan masa
depannya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang tua selalu memberikan contoh yang positif,
tidak hanya berbicara, tetapi bertindak menjadi lingkungan yang baik di
lingkungan keluarga. Secara ruhani, orang tua selalu meningkatkan amal ibadah
dan mendo'akan si anak, beramal untuk si anak. Sebab sering kali orang tua
tidak tahu apa yang dilakukan si anak jika telah keluar dari rumah, atau di
dalam kamar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>InsyaAllah </i>dengan <i>mujahadatunnafsi </i>demikian,
yang memang berat dilakukan, tapi itulah konsekuensinya jika menghendaki
keluarga/anak yang shalih dan shalihah. <i>InsyaAllah</i> dengan berbekal ilmu
agama, seorang anak akan berhasil dalam bidang apa pun yang digelutinya di masa
depan. Jangan salah memilih dan menentukan. Agama adalah pondasi terbaik. <i>InsyAllah.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber Gambar : <a href="http://aqidah-islam.blogspot.com/2012/06/keluarga-yang-ideal-dalam-islam.html">aqidah-islam.blogspot.com </a><i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-57638458199918619932013-08-29T00:56:00.003-07:002013-08-29T00:56:38.344-07:00Menyingkirkan Batu-batu Kecil, Di Atas Permata<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Islam itu seirama..." begitu ucapan guru saya yang masih terngiang sampai kini. Waktu itu tampak dalam benak saya bayang2 visual, daun nyiur yang digoyang-goyangkan angin "seirama". Begitu saat dijelaskan betapa mudahnya syariat Islam, yang begitu pengertian, dinamis mengikuti keadaan. Tatkala sakit bila terkena air, ada keringanan dalam sholat, tidak perlu wudhu cukup dengan tayamum. Tatkala hujan deras, khawatir terjadi bahaya di jalan, tidak mengapa sholat fardu di rumah saja. Tatkala kaki tidak mampu menopang badan, sholat duduk saja. Dan yang lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang dapat dihadirkan di sini betapa Allah maha penyayang melalui hukum2 yang ditentukan. Akan tetapi jika sedikit sekali penghalang yang merintangi. Seperti capek, atau sakit dalam kadar yang sedikit, sebaiknya tidak menghalangi kita untuk menunaikan kewajiban kepada Allah. Dalam keterbatasan baiknya kita istiqomah menjaga ibadah-ibadah kita. Sorang ulama berkata: "Syariat agama Islam itu ringan, tapi jangan dibikin ringan" dengan membangun alasan yang diada-ada.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rintangan-rintangan yang ada, walaupun kecil, itu bisa jadi merupakan tantangan untuk meningkatkan derajat kita. Ingat, bahwa adanya ujian itu untuk meningkatkan derajat seorang hamba, tatkala lulus dari ujian tersebut. Sakit sedikit <i>mah</i> wajar, kecuali kalau sakit parah, jangan memaksakan diri. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita ukur kadar keimanan kita dengan tantangan-tantangan yang kecil-kecil, sampai tantangan yang lebih sulit. Semua ujian kita terima agar menjadi pelajaran bagi diri kita, sehingga kualitas keimanan kita terus meningkat. Mudah-mudahan kita tergolong orang-orang yang diberi petunjuk. </div>
Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-68593436160539667782013-08-29T00:31:00.001-07:002013-08-29T00:32:21.450-07:00Dimulai dari Membuka Al-Qur'an<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang pengalaman selalu lebih berharga, tapi kadang-kadang kita butuh teori juga. Dalam hal ini Anda ingin pintar dalam ilmu agama, berikut beberapa tipsnya (teorinya, yang ingin saya terapkan juga, insyaAllah mampu, aamiin). Mengapa ilmu agama? Karena ilmu ini penting untuk mengendalikan diri, kedamaian di masyarakat, mengetahui harapan di masa depan. Ia juga jadi "penyejuk" di kala "kepanasan", dan menjadi "penghangat" di kala kedinginan. Ilmu agama, seperti Kang Cucu bilang, mampu mengungkap hakikat yang ada di balik sesuatu, sehingga kita tidak tertipu (terpedaya) oleh keadaan yang melemahkan diri. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI6LVBBX4NC_e_SJ0EnOyn-D0Q94RmCIV67aGASwnJJ7RZag2P8Gi47LxeRTsMa9YadHPfclecjWRfWI1BEZS_zenlaownBv979u5EMRUXTqWhogWihvMzoRi8RffeZhxxX29LohNRRpw/s1600/Belajar-Membaca-Alquran-untuk-anak.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI6LVBBX4NC_e_SJ0EnOyn-D0Q94RmCIV67aGASwnJJ7RZag2P8Gi47LxeRTsMa9YadHPfclecjWRfWI1BEZS_zenlaownBv979u5EMRUXTqWhogWihvMzoRi8RffeZhxxX29LohNRRpw/s320/Belajar-Membaca-Alquran-untuk-anak.jpg" width="285" /></a></div>
Ilmu agam Islam, sering berkaitan dengan kitab-kitab. Pertama kitab induk Al-Qur'an, merupakan kitab suci wahyu Allah. Ini perlu dilestarikan, bukan dalam bentuk tulisan saja, tetapi yang terbaik adalah dihafalkan (disimpan dalam sel otak dan hati dengan rapi) yang mendorong lahirnya cendikiawan-cendikiawan muslim, perembangan ilmu, dan kejayaan. Juga mendorong mengamalan isinya. Sebab percuma saja Al-Qur'an didiamkan tanpa pengamalan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada juga kitab-kitab (buku) karangan ulama-ulama, seperti fiqh, tauhid, tasawuf, dengan ratusan judulnya. Untuk mengetahui/memahami isi kitab-kitab berbahasa Arab itu, pelu belajar bahasa Arab. Yang paling utama adalah menghafal kosakata, kemudian tatabahasanya. Untuk mahir membaca kitab, dapat dilakukan dengan membeli dahulu, kitab yang diterjemahkan per-kalimah/per-kata. Sambil dihayati isinya, dihafal juga arti tiap kata. Metode ini memerlukan kesabaran di awal, nantinya tinggal pengulangan saja. Seperti dalam bacaan bahasa Indonesia, kata "belajar", mungkin sekali terulang puluhan kali dalam suatu buku, terlebih kata penghbung seperti "jika", "dengan", atau kata "merupakan", kemungkinan akan diulang dengan sering. Jadi akan berat di awal ketika bertemu kosakata yang baru, dan akan ringan nantinya setelah menemui banyak pengulangan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya rasa belajar bahasa Arab langsung dari Al-Qur'an terjemahan per kata, atau kitab cabang terjemahan/logat per kata, lebih efektif sambil sedikit-sedikit ditunjang mempelajari tatabahasa, lebih efektif, ketimbang mempelajari tatabahasa secara langsung, dan menghafal kosakata dari kamus secara langsung. Adapun kamus itu hanya penunjang untuk memperjelas arti sebuah kata. Alasannya adalah, dengan belajar langsung dari kitab terjemahan, kita bisa langsung tahu konteks/arti/fungsi kata tersebut dalam suatu kalimat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Atau kalau pun tidak dengan terjemahan, kita coba menterjemahkan sendiri sebuah kitab dengan bantuan kamus, kemudian di akhir, konsultasikan pada seorang guru/pakar bahasa. Takut-takut ada yang salah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ilmu dalam agama islam itu banyak dan kompleks. Ada berbagai bidang. Maka kita harus tertib dan terrencana ketika akan mendalami ilmu agama. Lebih baik satu per satu dalam mempelajarinya, supaya fokus. Misalnya dalam sebulan, hanya mempelajari satu macam kitab. Sampai betul-betul paham. Harus sabar dan dalam waktu yang lama. Intens. Tarohlah 10 tahun misalnya, tapi 10 tahun yang efektif, tidak bolong sebagian. Target, umur 30 tahun itu sudah jadi "orang", pantes lah disebut ulama, umpamanya, atau umur 40 tahun, sudah "mateng". Apalagi kalau belajarnya sejak kecil, sejak umur 5 tahun umpamanya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Islam harus bangkit, caranya dengan mencetak ulama-ulama muda. Dan ini memerlukan motivasi-motivasi dan keimanan yang kuat. Sebetulnya motivasinya simpel saja. Orang yang berjuang dalam agama Islam, mau melestarikan ilmu-ilmu keislaman dengan ikhlas insyaAllah akan bahagia hidupnya di dunia dan di akhirat.<br />
<br />
Sumber Gambar : <a href="http://belajarmembacaalquran.com/">belajarmembacaal-Qur'an </a></div>
Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-70742951049088581212013-08-24T20:38:00.001-07:002013-08-27T01:49:18.329-07:00Lantai Mesjid Jadi Bentangan Kitab<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suat hari, imam mesjid jami Al-Mubarok di kampung saya (Kp. Samarang, Ds. Mekarsari, Kec. Tambaksari, Kab. Ciamis), Ust. Udin Haerudin, terdiam, bertafakur usai menyapu lantai di mesjid. Ia melihat, sekilas mesjid bersih, tapi setelah disapu, banyak juga sampah-sampah kecil, dan debu-debu yang terkumpul. Padahal tidak ada yang pernah sengaja mengotori mesjid. Tidak seperti di tempat-tempat lain, seperti kantor, balai, pasar, toko, keberadaan orang di tempat-tempat selain mesjid itu cenderung membuat kotor, akibat alas kaki, sampah dan lain-lain. Tapi di mesjid? Orang pergi ke mesjid hanya untuk beribadah. Tidak ada yang membuang bungkus rokok atau permen. Tidak juga membuat mesjid kotor akibat alas kaki. Tapi setelah lama dibersihkan, ada saja benda-benda yang membuat kotor.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia berpikir, mungkin seperti ini pula dengan "dosa". Kadang kita tidak merasakanya dan menyadarinya. Kadang tidak pula sengaja melakukannya, tapi ada saja dosa yang tidak sengaja dilakukan, disadari atau pun tidak. Sedikit-sedikit, akhirnya menumpuk, jadi banyak juga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPbrOvJTuPM-Rf-UxhEOZ-NVT9DEz7qZ2Twl_p4tfUVJJeb1MrwwC4t7J6_P1XiGTmP8LkJnp-WsnniDsI0l2lHnAdJpQ2Wb7yyLyV9LVH5eJpk7v6a0Fs2uonQoOGNWy-528K_vKXlPs/s1600/Sin+Erased.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPbrOvJTuPM-Rf-UxhEOZ-NVT9DEz7qZ2Twl_p4tfUVJJeb1MrwwC4t7J6_P1XiGTmP8LkJnp-WsnniDsI0l2lHnAdJpQ2Wb7yyLyV9LVH5eJpk7v6a0Fs2uonQoOGNWy-528K_vKXlPs/s320/Sin+Erased.jpg" width="320" /></a>Makanya tidak heran jika Rasulullah Saw. mencontohkan beristighfar minimal 70 atau 100 kali dalam sehari. Istighfar mestinya memang terus diucapkan kapan pun, di mana pun. Dalam waktu senggang, memang sebaiknya diisi dengan ibadah, daripada tidak melakukan apa-apa. Seorang guru pernah mencontohkan, pada saat berangkat ke tempat kerja, misalnya Anda bertemu lampu merah di jalan sebanyak 5 kali, kalau tiap kali stop Anda istighfar 10 kali, sampai di kantor sudah 50 kali. Pulangnya 50 kali lagi, jadi jumlahnya seratus kali. Atau Anda beristighfar sepanjang perjalanan. Boleh jadi Anda sempat mengucapkan istighfar lebih dari 100 kali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
K.H. Cucu Syamsul-Millah, S.Sy., (pimpinan Ponpes Manarul Huda Cileungsir, Kec. Rancah, Kab. Ciamis) mengatakan bahwa tidak ada dosa kecil, jika dihadapkan kepada Allah, Tuhan yang Maha Besar. Beliau membuat suatu analogi, kurang lebih begini : "Jika Anda mencubit anak Anda karena bandel, masih wajar, tapi jika yang Anda cubit adalah seorang bupati, maka menjadi salah besar." Allah adalah Tuhan Yang Maha Besar, Maha segalanya. Jika kita berbuat dosa, melanggar ketentuan-Nya, maka sekecil apa pun, jadi besar ketika di hadapkan kepada Allah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Coba perhatikan hidup kita. Apakah terasa begitu sulit? Ketika musibah demi musibah terus terjadi. Berbagai macam kesulitan menghampiri tiada hentinya. Membuat kita harus terus menerus mempertebal kesabaran. Apakah yang ada di balik semua itu? Dalam hal ini K.H. Tatang, dari Garut, ketika acara Halal Bil Halal di Ponpes Cibeureum pada hari Minggu malam Senin tanggal 18 Agustus 2013, mengatakan bahwa ada suatu jenis dosa yang masih di dunia pun terasa akibatnya, berupa kesulitan-kesulitan hidup. Dosa tersebut adalah mendzalimi/menyakiti orang lain. Ada baiknya kita selalu mengoreksi diri dari hal tersebut. Sebab sering kali hal itu tidak terasa dan tidak disengaja. Misalnya: padahal maksud kita tidak menyakiti, bahkan baik, ternyata ada saja sisi yang menyakitkan bagi orang sekitar. Membuat orang menjadi dongkol, merasa tersakiti. Mungkin caranya yang kurang tepat, atau waktu dan tempatnya yang tidak tepat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di satu saat, ada kalanya ibadah terasa begitu berat. Kita malas beribadah. Mengenai masalah ini, saat saya konsultasikan kepada Ust Ano, salah satu guru Diniah Miftahul-Munir, Dusun Samarang mengatakan bahwa malas dalam beribadah bisa disebabkan oleh penghalang berupa dosa. Karenanya perbanyaklah istighfar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang, hidayah (keinginan untuk beribadah) itu dapat dianalogikan sebagai cahaya yang menerangi hati. Jika hati kotor oleh dosa, maka cahaya tersebut tidak dapat tembus menerangi hati. Namun jika sudah dibersihkan (dengan cara bertaubat) cahaya hidayah itu bisa menerangi hati kembali, tanpa dirintangi dosa. Hasilnya keinginan ibadah pun timbul, dan mendorong perilaku untuk merealisasikannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada saat khutbah Jum'at di Mesjid al-Mukhtariah, Gunung Roay II, Taikmalaya (deket Unsil), khatib Bp. Saepuloh. (bapak kost, kosan Mawar, hehe...), saya mendengar ucapan beliau yang mengemukakan pendapat seorang ulama (saya tidak tahu nama ulama itu siapa), kalau tidak salah ada 4 ciri orang yang taubatnya diterima. <i>Pertama </i>lisan orang tersebut akan terjaga. <i>Kedua </i>hatinya tidak mengandung kebencian kepada orang lain. <i>Ketiga </i>orang tersebut selalu ingin bersama orang-orang yang sholeh. <i>Keempat </i>orang tersebut suka untuk mengumpulkan bekal ke akhirat kelak (beribadah dengan ikhlas). Keempat indikator ini patut untuk kita ingat, sambil kita cocokkan dengan diri kita sendiri. Jika belum cocok, kita berusaha supaya cocok, dengan demikian mudah-mudahan kita termasuk orang yang berusaha bertaubat, dan akhirnya tergolong kepada golongan orang-orang yang bertaubat. Amiin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber Gambar : <a href="http://kucintaquran.blogspot.com/2012/12/menghapus-dosa-mengangkat-derajat.html">kucintaquran.blogspot.com</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-49775897956879371432013-04-15T21:05:00.002-07:002013-04-15T21:05:47.516-07:00Tauhid 1"Awaluddini ma'rifatulloh.", meureun aya hubunganna jeung katerangan ieu, yen Harun Yahya nyieun hiji bahasan mangrupa buku nu dijudulan "Allah Is Known Through Reason" kira-kira hartina meureun "Nyaho Ka Allah Ngaliwatan Akal". Mimiti Harun Yahya ngajelaskeun ngeunaan rupa-rupa wangunan anu barangga, kayaning menara Eiffel di Kota Paris, Tajmahal di India, jeung rea-rea deui. Tug tepi ka kaluar kacindekan yen "Kayakinan yen ieu alam jeung jutaan rupa eusina kabentuk tina teu dihaja, sarua teu asup akalna jeung kayakinan yen menara Eiffel di Kota Paris ayana tina kajadian ngabeledug teu dihaja, jeung euweuh nu nyieunna.", Pan gelo tah, pamikiran model kitu teh, teu waras, hehe.<br />
<br />
Kacida teu kahartina bieu teh. Da mun dititenan, ditalungtik mah, komo ku para sarjana elmu alam kayaning biologi, kimia, fisika, bakal manggihan yen naon rupa nu aya di alam teh ngarupakeun hasil rancangan nu banget tohagana, leuwih ti jenius itungannana. Teu ragu deui kabeh pasti aya nu nyieunna, nyaeta dzat Maha Tunggal, Nu Kagungan Kapinteran jeung Elmu, Maha Kawasa, nyaeta Allah Swt., pangeran sembaheun urang sadayana. Ulah jauh-jauh mikiran Alam atuh, mikiran diri sorangan oge. Naha bet diri teh pinter, bisa leumpang, kucap-kiceup.... purak ku elmu biologi geura, kumaha otak urang, kumaha otot jeung tulang urang, weuuuh, rancangan aheng wungkul. Namina ngaji diri, ngenal diri. "Saha jalma apal ka dirina, bakan kenal ka Pengeranna.Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-42877779925033455062013-03-05T05:32:00.012-08:002013-03-05T05:33:06.741-08:00T r e n d<div style="text-align: justify;">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]-->
</div>
<div style="text-align: justify;">
Jilbab bukan hanya penutup aurat, tetapi juga identitas muslimah. Manakala
seluruh umat bercampur di lingkungan heterogen, Anda dengan mudah dapat
mengenali mana perempuan beragama Islam dan bukan Islam dari cara
berpakaiannya. Sehingga tidak heran, pada saat pertama kali mengikuti kuliah
sarjana, dosen Fisika Dasar I saya, barangkali tergerak rasa toleransi, beliau
mengajukan sebuah pertanyaan kepada kami sebelum menjelaskan penciptaan alam
semesta, begini: "Bagaimana, kita sepakat pakai kata Tuhan saja atau
Allah? Apakah di sini semuanya muslim?", saya melirik, memang tidak semua
mahasiswa perempuan, dan tidak semua perempuan berjilbab, ada dua orang yang tidak
berjilbab pada saat itu. Saya akui, agak sulit menyimpulkan, apakah dosen saya
bertanya begitu sebab dua orang perempuan itu, atau memang tidak tahu semua
mahasiswa muslim, sebab ada laki-laki juga. Tapi saya yakin andaikata semua
mahasiswa perempuan, dosen saya akan tetap bertanya seperti itu, karena ada dua
orang perempuan tidak berjilbab di dalam kelas. Walaupun nyatanya semuanya beragama
Islam. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari kejadian itu benarlah apa yang diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa
Rasulullah saw bersabda, ”<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Barangsiapa
yang meniru suatu kaum maka dia termasuk dari mereka</i>.” (HR. Abu Daud yang
dishahihkan oleh Ibnu Hibban). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masyarakat jadi berprasangka, atau salah sangka... kalau sampai berprasangka
buruk, maka masyarakat tanpa sadar menggolongkan/memasukkan orang tersebut pada
golongan yang ditiru. Sebaiknya setiap umat Islam tidak berharap itu terjadi
pada diri mereka. Baiknya setiap muslimah tidak ingin orang salah sangka
mengenai agama si muslimah, gara-gara pakaiannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kembali pada dua orang sahabat saya yang perempuan itu. Ya, mereka memiliki
masalah, dengan jilbab. Tapi tidak dapat dipastikan penyebabnya, kecuali
dikembalikan kepada, bahwa mungkin mereka belum mendapat hidayah dan taufik.
Namun masyarakat kita yang mulai kritis membutuhkan jawaban, paling tidak
berupa tinjauan dari segi sosial dan psikologi, yang tujuan akhirnya adalah
dihasilkannya solusi yang tepat untuk mengatasi persoalan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang baiknya diadakan wawancara khusus. Namun sementara ini, digunakan
pernyataan yang pernah terdengar sebagai objek tinjauan. Mungkin belum mewakili
secara rinci tapi diharapkan sudah mewakili secara umum.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pernyataan seperti "Saya belum siap memakai jilbab." Mungkin
sering kita dengar, atau terucap dalam hati sebagian muslimah. Atau pernyataan
yang kelihatan memperkuatnya: "Saya lebih memilih menjilbabi hati
dulu.", seperti pernah dilontarkan seorang artis muslimah pada sebuah
segmen acara televisi. Sangat disayangkan. Penyataan seperti itu baiknya tidak
dikatakan, apalagi di depan umum. Dikhawatirkan jadi pembenaran. Sedangkan
memakai jilbab adalah kewajiban bagi perempuan. Hal lainnya juga yang tanpa
disadari merupakan pengikis syiar Islam, adalah hal-hal seperti mode pakain
barat, penjual pakaian, tayangan-tayangan yang mengumbar aurat, termasuk perempuan-perempuan
Islam sebagai individu yang terbawa arus trend. Sebaiknya mereka memahami dan
peduli akan resiko dari apa yang mereka rancang, buat, jual, tayangkan, dan
dari apa yang mereka pakai. Semestinya mengerti betul, bahwa sementara muslim
yang lain memperkuat syiar Islam tentang menutup aurat, mereka justru tanpa
disadari mengikisnya dengan pakaian-pakaian ketat, dan serba terbuka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masalah ‘belum siap berjilbab’ tidak terlepas dari pengaruh lingkungan.
Tampaknya trend barat memang tidak habis-habisnya diikuti banyak orang,
termasuk sebagian besar umat Islam di Indonesia. Sebagian besar dari golongan
anak muda, tapi generasi dewasa pun sebagian mulai terpengaruh. Paparan
pengaruhnya begitu kuat, sehingga mungkin sekali telah menyebabkan pergeseran
rasa. Memang sebagai mahluk sosial manusia memiliki kebutuhan akan kesetaraan
dan kesesuaian dengan lingkungannya. Apabila tampil berbeda akan menimbulkan
rasa tidak nyaman dan rasa terasing. Inilah tantangannya. Dengan demikian
lingkungan menjadi begitu berpengaruh, sehingga tak heran ada beberapa
perempuan yang memakai jilbab saat kuliah mengikuti kebanyakan temannya, namun
di lingkungan rumahnya ia tidak berjilbab, sebagaimana keluarga dan lingkungan
sekitar. Dengan kata lain berpakaian bukan lagi berfungsi menutup aurat.
Landasan yang dipakai bukan lagi hukum Islam, tapi semata-mata trend dan
memenuhi kebutuhan sosial semata. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hasilnya fungsi pakaian dewasa ini semakin beragam. Para pakar menghimpunnya
menjadi beberapa fungsi, termasuk pendapat dosen filsafat agama saya bahwa
fungsi pakaian diantaranya sebagai fungsi estetika, etika dan menutup aurat. Beliau
menjelaskan bahwa ketiga-tiganya haruslah hadir pada pakaian umat Islam. Tidak
cukup salah satunya. “Kalau cukup dengan menutup aurat, pakai karung doang juga
selesai, tapi apa nanti kata orang?” kelakar beliau. Dua unsur lainnya,
estetika berarti keindahan, dan etika berarti kesopanan. Ketiganya saling
melengkapi. Agaknya tiga unsur ini cukup dijadikan pegangan para perancang
busana muslimah, apa pun trend (kecenderungan) busana muslimah/muslim yang akan
diciptakan dan dipopulerkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berkaitan dengan pakaian sebagai kebutuhan sosial, sebetulnya orang tidak
perlu takut dikatakan berbeda, kalau memang di jalan benar. Anggapan aneh atau
asing dari lingkungan hanya datang saat pertama kali, selanjutnya orang akan
menganggap biasa justru lama-lama akan terpengaruh, asal tetap pendirian. Sebab
jika tetap pada pendirian, Anda-lah lingkungan itu, yang berfungsi mempengaruhi
orang di sekeliling. Itu saya saksikan pada saudari kandung saya. Ia berprinsip
dengan berpakaian muslimah, lama-lama teman-teman dekatnya tertarik, termasuk
adik kelasnya yang menjadi tetangga kami. Menurut saya itu terjadi karena ia
tetap pendirian, dan karena cara berpakaian muslimahnya menarik. Menarik bagi
kebanyakan orang memiliki sisi penting yang lain yang tidak boleh diremehkan, sebab
hal tersebut yang menciptakan magnet kemudian menjadi trend.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah produk menarik, selanjutnya promosi. Adik kandung saya sudah
berpenampilan muslimah dengan cukup menarik. Jika itu dikatakan sebagai produk,
maka media promosinya adalah silaturahim ia kepada teman-temannya sesama
perempuan. Atau sebut saja main. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Inilah yang dipakai mereka untuk menyebarkan pengaruh budaya non-Islam,
sengaja atau tidak. Mereka melakukan ‘promosi’ melalui berbagai media informasi.
Sehingga mode-mode pakaian barat menjadi trend (kecenderungan) banyak orang
Islam yang awam. Pakaian serba ketat dan terbuka jadi paling diminati, karena
trend. Semata-mata menghanyutkan diri dalam arus pop. Nah, di sinilah tugas
kita, yaitu membalikkan kondisi yang ada, menjadikan busana muslimah sebagai
trend dan populer. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita tentu menyaksikan iklan televisi tidak melulu melayani penawaran produk
komersial, tetapi kadang-kadang juga iklan layanan sosial, dengan demikian
agaknya dapat pula andaikata organisasi-organisasi Islam membayar sedikit uang
untuk membuat iklan da'wah. Kalau produk saja yang berorientasi profit
dipromosikan, mengapa kehidupan seindah Islam yang berorientasi memanusiakan
manusia tidak dipromosikan? Atau melalui film-film Islami, tidak mesti di bulan
Ramadhan saja. Sebetulnya ada saja jalan memasukkan Islam ke dalam kehidupan
sehari-hari melalui media, jika dilakukan secara kolektif tidak akan begitu
berat dan sukar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara individu, Anda kaum perempuan bisa berusaha berbusana muslimah dengan
penampilan yang menarik walaupun sederhana. Sisi apa yang membuat menarik, Anda
mungkin lebih tahu. Namun beberapa saran mengatakan kecantikan sikap menjadi
daya tarik tersendiri. Tujuan Anda secara individu adalah menjadi figur contoh.
Kesuksesan Anda menjadi figur tidak dilihat semata-mata dari cara berpakaian
atau makeup Anda, menarik atau tidak, tetapi juga dari sikap Anda. Terkadang
orang mengikuti cara berpakaian seseorang bukan karena meminati pakaiannya
tetapi karena menyukai orang yang memakainya. Jadi yang harus menarik adalah
sikap dan pakaian Anda sekaligus. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
InsyaAllah, dengan usaha bersama dari berbagai segi perlahan-lahan
lingkungan akan tumbuh menjadi lingkungan yang Islami. Bukan hanya secara fisik
tetapi juga sikap dan tatanan sosial secara umum. Islam itu indah. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-19591755687562204392013-03-02T20:01:00.001-08:002013-03-02T20:14:19.565-08:00Tekad Nyukuran Hirup<div style="text-align: justify;">
<br />
<i>Bismillahirrahmaanirrahiim... </i><br />
<br />
Ari panjang jalanna mah sarua, hirup manusa teh, ti mimiti lahir tepi ka maot. Anu ngabedakeun dina cara nempuhna, aya nu beurat aya nu enteng, kalawan sabenerna, lain sigana wungkul. Ari milih mah kudu nu enteng, saratna nyukuran hirup.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Loba nu salah patekadan dina lampahna, anu netepkeun sagala nu dipilampah keur kasenangan hirup atawa keur merjuangkeun hirup. Naha bet salah? Sabab nu hade mah keur nyukuran hirup, kadituna ridho Allah bae nu disuprihna. Memang ipis bedana, nu mantak kudu ati-ati. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Teu kurang ari ngudagna kasenangan mah, loba jalma ripuh ngalayanan kahayang dirina, antukna kasebut bae budak nafsu. Dikitu kieu keun ku nafsuna. Kitu oge anu nekadkeun merjuangkeun hirup, sabab ngaran 'merjuangkeun' rupa-rupa jalurna, aya nu kana jabatan, harta, wanita, gengsi, pangaruh, kayakinan jeung sajabana. Tangtu cape karasana. Komo mana kala teu katepi nu dimaksud.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alus mah jadi anu katilu, nyaeta nekad naon bae lampah teh keur nyukuran hirup. Ari nyukuran hirup mah kani'matan/kasenangan teu kudu diteangan, henteu milampah heula tuluy senang, tapi senang heula tuluy milampah. Estuning gawe terus, teu kabengbat ku tujuan jeung hasil. Ningali mah tincakeun, engke oge nepi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nyieun kahadean dina tekad nyukuran hirup bakal ngahasilkeun karya anu alus, sabab eta karya teu katarumpangan tujuan anu rendah, estuning didasaran hate anu luhung, hasilna oge tangtu luhung.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Palebah dieu memang ngalibatkeun nungkulkeun hawa nafsu. Nyaeta nafsu anu rendah. Kauntungannana tina nungkulkeun hawa nafsu (kahayang) teh yen manusa teu kudu ripuh/cape atawa moal susah-susah teuing cicing dina kasabara. Sabab loba anu sabar alatan kahayangna, bari ari sabar teh lain perkara enteng. Mun ngurangan kahayang, tangtu ngurangan oge beuratna dina nyabarannana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Genah karasana lamun kuring salaku patani, pepelakan keur sukuran. Salaku pangusaha, bisnis keur nyukuran hirup. Salaku pagawe, ka kantor gawe, keur nyukuran hirup. Kiyai, ajengan da'wah keur nyukuran hirup.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Naha bet sagala bae sukuran? Sabab moal bisa dibohongkeun, sagala segi kairupan manusa teh pinuh ku pirang-pirang ni'mat, anu miheulaan kana sakur-sakur lampah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kumaha lamun sagala keur ripuh? Wayahna panggihkeun heula hikmahna. Saga rupa kajadian pasti ngandung hikmah. Atawa langsung tutup ku alus sangka. Ku kituna aya bae celah keur nyukuran hirup dina rupa-rupa kaayaan, kari alus ngigelannana, alus ngabebenjokeun diri sorangannana.<br />
<br />
Wallahu 'alam bisshawab.. </div>
Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-82758074573947313812013-03-01T03:35:00.004-08:002013-03-01T03:40:09.231-08:00Khusyu Ibadah Ku Emut Kana Maot<div style="text-align: justify;">
Emut kana cariosan guru simkuring K.H. Cucu Syamsul Millah, S.Sy. yen ari maot sumpingna teu aya kagok. Henteu kagokkeun pedah sumping ka manusa alaatan nuju nanjung/nanjeur, atawa nuju senang-senangna hirup di dunya. Atawa upamana kagok alatan daharna sahuap deui. Tandesna moal tiasa diundur atawa dipaju katangtuan ngeunaan maot ieu sanajan sadetik. Waktuna maot mah, maot bae. Cariosan anjeuna oge kaemut basa nuju biantara dina acara tahlilan tatangga pasantren, saurna kirang langkung yen ari maot eta rusiah Allah, sok katangar ku urang aya nu teu damang, singhoreng jagjag deui, teu lami kalah ka nu maot teh nu jagjag waringkas taya panyawat naon-naon. Atawa hiji jalma umurna panjang tepi ka ampir saabad, malah aya nu leuwih. Sagigireun ti eta aya nu ngora keneh, tos dipundut nyawa ku Nu Kagungan. Malah nembe lahir tos maot. Bakal digilir. Ayeuna urang ngadungakeun tuluy nganteur, tah engke bakal genti urang nu didungakeun tuluy dianteur. Duka iraha, teu aya anu terang. Ngan tos puguh katangtuanna mah moal mencog. Ukur Gusti nu uninga. Dina Q.S. Al-Waqi'ah (56) ayat 60 : "<i>Nya Kami anu geus mastikeun pati di antara maraneh, jeung moal bisa Kami dihalang-halang.</i>"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anjuran yen dina ibadah kedah emut kana maot memang karaos pisan mangfaatna, dina nambah kakhusyuan. Ulah ngemutan enjing bisi maot, malah bade emut mah bisi engke sarengse ibadah urang maot. Jeung tetela teu aya nu terang kana perkara sumpingna maot nu mangrupakeun perkara gaib tea. Ari maot eta hiji kapastian. Ulah urusan maot, urusan lebu sasiki ge mapay hiji kapastian. Kaaos dina Q.S. Al-An'am (6) ayat 59 : "<i>Jeung nya di Anjeunna konci-konci sagala perkara nu goib, teu aya anu nyaho kana konci-konci goib teh salian ti Anjeunna; jeung Anjeunna uninga kana saniskara anu aya di darat jeung di laut, jeung taya daun salambar oge</i><i> anu murag, jeung taya siki saese oge anu murag dina poekna bumi, jeung taya nu baseuh taya nu garing anging kalawan kauninga ku Anjeunna; angin kabehanana kaunggel dina kitab anu tetela (Lauhil Mahfuzh)."</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dimana emut kana maot dina ibadah insyaAllah bakal nambih kana kakhusyuan<i>. </i>Khusyu nu ieu memang tos aya jaminan, dicindekkeun dina pertanyaan nu kumaha ari nu khusyu teh? Maka dijawab dina Q.S. Al-Baqarah (2) ayat 46 : <i>"(Nyaeta) jalma-jalma anu yakin yen maranehna bakal papanggih jeung Pangeranna, sarta saestuna maranehna bakal marulang ka Anjeunna.</i>" Dina Tafsir Al-Azhar Juz I halaman 238-239 kenging Prof. Dr. HAMKA, waktos nafsirkeun ayat ieu nyaurkeun : "<i>Untuk menambah khusyu hendaknya kita ingat, sampai menjadi keyakinan, bahwasannya kita ini datang ke dunia atas kehendak Tuhan dan akan kembali ke akhirat dan akan bertemu dengan Tuhan. Di hadapan Tuhan akan kita pertanggungjawabkan semua amal dan usaha kita selama di dunia. Maka dari sekarang hendaklah kita latih diri mendekati Tuhan. Ibaratnya adalah sebagai apa yang disebut di jaman sekarang dengan kalimat </i><i>relasi (relation). Datang tiba-tiba saja kita berhadapan dengan Tuhan, padahal makrifat terlebih dahulu tidak ada, dan hubungan kontak jarang sekali, tentu akan membuat bingung, karena tidak ada persiapan. Sampailah Imam Ghazali mengatakan bahwa jika kamu berdiri sembahyang hendaklah sebelum kamu takbir kamu ingat sekan-akan itulah sembahyangmu yang terakhir. Mungkin nanti engkau akan mati, sebab itu engkau khusyukan hatimu menghadap Tuhan.</i>"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kantos kakuping oge ku kuring penjelasan samodel kieu dina nambih kakhusyuan sholat ti hiji ulama di Masjid Al-Muhajirin Universitas Siliwangi, dina hiji kasempetan. Mugi-mugi, ku nancebkeun kayakinan ieu tiasa ngaronjatkeun kakhusyuan sholat/ibadah urang. Aamiin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-38199616523467522292013-02-27T23:31:00.004-08:002013-02-27T23:53:21.484-08:00Amal Kecil, Jangan Diremehkan!<div style="text-align: justify;">
Seorang lelaki menghampiri tukang baso ikan di pinggir kampus, tapi bukan jajan, dia cuma minta api. Di kali yang lain orang-orang minta sambal agak banyak pada si tukang baso ikan ini. Pada saat2 seperti itu adalah kesempatan beramal. Benar andaikata kita tidak melihat besar kecilnya bantuan, tapi nilai keikhlasannya. Saya pernah mendengar cerita seorang nenek buruh tukang bersih-bersih dengan penghasilan pas-pasan buat kebutuhan sehari-hari. Suatu hari dia datang ke pesantren dan memberikan sedekahnya sebesar 5000 rupiah, sampai-sampai pihak pesantren yang menerima menangis, terharu. Mungkin uang 5 juta yang diberikan seorang pengusaha kaya, terasa biasa saja, tapi uang 5000 dari seorang nenek yang penghasilannya pas-pasan lagi tidak menentu akan terasa lebih istimewa. Ada nilai lain yang membuatnya istimewa, dan memiliki kekuatan berkah tersendiri, <i>insyaAllah</i>. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena itu, sebaiknya tidak pernah kita meremehkan amal walaupun kecil, baik amal yang kita lakukan untuk orang lain atau pun sebaliknya. Selama itu dilakukan dengan ikhlas dan dilandasi ibadah kepada Allah, <i>insyaAllah </i>amat bernilai di sisi Allah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada kalanya kita marah pada saudara kita atau pun teman, dan lainnya. Bahkan sampai membenci dan memusuhinya. Pada saat itu sering kita lupa amal kebaikan yang pernah dilakukan mereka kepada kita, hanya karena terasa kecil saja kebaikan tersebut. Atau kita anggap sepele, padahal sebaiknya tidak kita anggap sepele.<br />
<br />
Ada teman yang menyarankan untuk menyedekahkan laptop saya. Buat orang sekelas saya saya pikir kegedean, saya juga masih butuh. Toh saya juga menggunakan laptop saya untuk berbagai macam hal baik, <i>insyaAllah</i>, bernilai ibadah. Seperi mendengarkan ceramah, tilawah, menonton video pembelajaran, untuk menunaikan berbagai macam kewajiban semisal mengerjakan tugas dll, bahkan dengan mengajak teman-teman yang lain kami belajar bersama-sama dengan fasilitas laptop saya. Justru manfaatnya lebih panjang lagi. Dalam hal ini saya mencoba proporsional dalam beramal. Menurut taraf kemampuan saya. Allah juga tidak memaksa hambanya beribadah di luar batas kemampuannya. Kalau memang ada orang yang sanggup habis-habisan, itu pun bagus, hanya saja khusus bagi beliau yang memang tingkatannya sudah di atas saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi saya proporsional dalam beramal amat penting untuk menjaga prasangka baik kepada Allah...<i> </i>dan untuk menjaga stabilitas amal dari serangan futur. <i>Wallahu 'alam bishawab...</i></div>
Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-66093213275696179842013-01-01T16:52:00.001-08:002013-01-01T16:52:22.440-08:00Mengatur Keinginan<div style="text-align: justify;">
<i>Bismillahi rrahmaani rrahiim...</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Assalamu'alaikum...</i><i> </i> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keinginan manakala tidak tercapai, bisa bikin pusing/stress, bener nggak. Inget, nafsu itu memang nggak ada habis2nya. Sudah punya hati pingin jantung, sudah punya motor pingin mobil. Nggak ada puasnya. Tatkala kita disibukkan dengan keinginan yang lebih, kita kadang lupa dengan apa yang dimiliki sekarang. Padahal ni'mat Allah tuh. Nggak bisa disepelein. Punya hape jadul, ceritanya pingin <i>blackberry</i>, karena lama nggak kesampaian, ngeluh : "Yaah...hape jadul terus, boseen.... nggak bisa ini, itu, banyaak...".</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pingin yang bagusan, bukannya nggak boleh, tapi coba lah, kita untuk nggak berangkat dari keluhan. Anda tanya: terus apa? Jangan dari keluhan berangkatnya, tapi dari kebutuhan saja, terus kaitkan dengan ibadah, <i>subhanallah, </i>bagus banget tuh. Misalnya, kalau saya punya laptop hasil kerja saya jadi maksimal, berjuang buat ibadah pun jadi lebih ringan, sodaqoh jadi gampang, berbagi ilmu <i>on-line</i> bisa. Belajar jadi lebih mudah. Ya Allah... berilah kemudahan kepada saya untuk mewujudkannya. Nah itu bagus tuh, <i>subhanallah, </i>niatnya bagus, tambah do'a pula. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzfTIwYI8WChcVM93cG4goZZYxwwMY0gC9ScYRST1Tv99K_7G0fTDHNkpn-Px-5dxLur8AycHlp_b4rOcDF_smhSZ8bGvZtlABeC_hufpdnlvDaMz1IEmyHQEXQTOUtt0FlNdtfj6RpOE/s1600/thinkpositive.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzfTIwYI8WChcVM93cG4goZZYxwwMY0gC9ScYRST1Tv99K_7G0fTDHNkpn-Px-5dxLur8AycHlp_b4rOcDF_smhSZ8bGvZtlABeC_hufpdnlvDaMz1IEmyHQEXQTOUtt0FlNdtfj6RpOE/s200/thinkpositive.jpg" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span id="goog_1173695108"></span><span id="goog_1173695109"></span>Resep lain, kalau kita nggak mau stress, ya nggak usah banyak keinginan lah. Simpel saja. Hehe... Cari alternatif yang lebih mudah dan murah. Duh, kalau punya motor, ke warung gampang nih, mau beli makan jadi males. Padahal kaki kita sehat, badan kuat. Apa susahnya berjalan, cuma 50 meter. Pada saat begitu, kita suka nggak inget bahwa ada saudara-saudara kita yang lumpuh. Termasuk satu saudara sepupu saya. Ya Allah, jangankan jalan kaki, mau wudhu mau makan saja dibantu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kebahagiaan itu ada di sekeliling kita, tapi kita selalu terpedaya dengan kebahagiaan yang jauh dari kita. Guru saya, Pa Ano, selalu mengajarkan kepada saya untuk merasa puas dan bersyukur dengan apa yang dimiliki. Beliau selalu mengajarkan keikhlasan dalam beribadah. Kalau ingat beliau, suatu kali saya bertamu malam hari karena suatu keperluan. Saat itu saya mendapati beliau sedang khusyu membaca Al-Qur'an dan isterinya, Bu Esih, sholat sunnah. Saya mengerti, dalam beberapa ceramahnya kepada saya beliau pernah menyarankan untuk membaca A-Qur'an dan sholat sunnat sebelum tidur. Saya selalu ingin mencontoh beliau. Beliau dan keluarga beliau, bagi saya adalah orang-orang yang betul-betul berjuang membuktikan ketauhidan dengan ibadah yang sebaik-baiknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang membuat hati luluh, adalah cerita beliau yang lain. Dulu, saat mendapatkan kesulitan ekonomi tidak ada keluhan sama sekali sekalipun sekali-kali yang dimakan hanya nasi dan garam. Saya mengerti bukannya beliau hendak membawa keluarga beliau ke situasi serba kurang, tapi tatkala hidup serba kurang itu mesti dialami, maka beliau dan isterinya siap menerima. Nyatanya hidup ini bagaikan roda, tidak melulu ada di atas. <i>Subhanallah. </i>Barangkali ini adalah suatu kualitas jiwa yang amat langka, apalagi di tengah-tengah kesejahteraan hidup dan gelimang harta seperti yang dialami sebagian orang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Inspirasi yang lain adalah guru saya juga K.H. Cucu Syamsul Millah, S.Sy., beliau pernah menuturkan bahwa jika beliau berpakaian dengan pakaian terbaik, itu agar umat Islam tidak diremehkan, tidak jelek di mata umum. Saya paham, berpakaian baik hendaknya tidak dilandasi keinginan nafsu yang rendah, tapi ada niat dan tujuan luhur yang hendak dicapai. Seperti punya mobil bagus, rumah bagus, gelar tinggi, bukan buat sombong, tapi diniatkan biar umum tahu bahwa umat Islam adalah umat yang hebat, tidak pantas dicap sebagai agamanya orang-orang bodoh, seperti yang dihembuskan umat-umat non-muslim yang memusuhi Islam. Hal itu menjadikan syiar Islam yang baik pula.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka dari itu usaha kita mengatur keinginan mestinya kembali lagi
pada konsep bersyukur dan konsep ibadah. Sebab apa yang dicari orang
dari mencapai keinginannya jika tidak dilandasi dengan bersyukur dan
ibadah, toh cepat atau lambat semua yang dicapai akan ditinggalkan juga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Alhamdulillah....</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gambar : <a href="http://www.google.com/imgres?hl=en&client=firefox-a&hs=MBY&sa=X&tbo=d&rls=org.mozilla:en-US:official&biw=1366&bih=664&tbm=isch&tbnid=7J0mUqw8RkkhuM:&imgrefurl=http://erabisnisonline.blogspot.com/2010/08/kemaun-adalah-kunci-keberhasilan.html&docid=gSb-IqUGkRFKEM&imgurl=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwHFVHgSlg5IMuBkW08WWvs9AfD01zogv_97ZoX4zOdvpGcnk3ELMgez9olqgpKtz5q0j5_pRE7KYWiA-2vxt3vj-fmAuwfcvIF2ma1UGvDFbZptJlGv5_NMIoNBOByAiC9KSxzS_TcfL4/s1600/thinkpositive.jpg&w=282&h=322&ei=yH7jUO_rC4iSrgfKs4HIAw&zoom=1&iact=hc&vpx=555&vpy=311&dur=1018&hovh=240&hovw=210&tx=117&ty=211&sig=110643987845707192553&page=1&tbnh=150&tbnw=131&start=0&ndsp=30&ved=1t:429,r:19,s:0,i:147">Google</a></div>
Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-70952627718919773592012-12-31T23:54:00.001-08:002013-01-01T01:28:39.420-08:00Kalau Dimarahi<div style="text-align: justify;">
<i>Bismillahi rrahmaani rrahiim...</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Assalamu'alaikum... </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kenapa nih, saat Anda melihat orang lain salah (misalnya teman Anda sendiri tapi nggak begitu deket), terkadang membuat Anda kesulitan untuk bicara (mengoreksi)? Dalam hati sih mau sekali mengingatkan, ingin nyuruh dia supaya bener, tapi faktor "merasa tidak begitu dekat" jadi penghalang nada bicara kita yang tadinya sudah ingin meninggi, ingin tegas, bahkan ingin marah, jadi terkulai luluh, alhasil kita pun bicara dengan intonasi dan ekspresi yang biasa-biasa saja, atau, yaa... sedikit tegas lah, tetapi rasanya bakalan jarang tuh yang sampai marah. Soalnya, ya itu tadi, "kurang begitu deket". Nah lain lagi persoalannya kalau yang bikin salah anggota keluarga sendiri, kita pun tanpa pikir panjang, tidak segan, memarahinya, entah itu anak, adik, atau kakak. Kenapa tidak merasa segan, karena sangat peduli, dan merasa sangat dekat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKMHANbuyiBwfRHZ079MBdElGSo3SZ-SNExAIwigUXCgOsS2Gx70pVoVkKPuZgA2skC7R27QRcrA7Z1r6vG202W30okH2eac93nEc7nBTR3RVgiUUBkw-CKjMEzMrMgy9gQA2SmA7sTB0/s1600/DSC_0017.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKMHANbuyiBwfRHZ079MBdElGSo3SZ-SNExAIwigUXCgOsS2Gx70pVoVkKPuZgA2skC7R27QRcrA7Z1r6vG202W30okH2eac93nEc7nBTR3RVgiUUBkw-CKjMEzMrMgy9gQA2SmA7sTB0/s200/DSC_0017.JPG" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, makanya, sudah tahu kan sekarang? Jika Anda mau tidak kesal saat dimarahi, cobalah untuk menyadari bahwa begitu dekatnya kita dengan orang yang memarahi Anda. Betapa sayang dan pedulinya orang yang mem-baweli (baca: memperhatikan) Anda. Kalau ibu atau adik saya marah sama saya, saya senang, berarti hubungan kami begitu dekat. Sebaliknya tatkala ibu Anda tidak bisa memarahi Anda, kalau pun Anda salah, Anda patut gelisah, ada apa gerangan, kan gitu? Istri Anda jadi kalem, tapi kalemnya canggung-canggung gitu, wah, gimana tuh? Bisa jadi itu alamat kedekatan Anda merenggang. Jangan-jangan....bla...bla...bla... (naah mulai mau mikir aneh2 hehe... pada saat seperti ini <i>positif thinking</i> saja barangkali ada alasan yang bener, yang penting buru2 cari cara memperbaiki hubungan, nggak malah cari kambing hitam), Anda bilang: ngapain nyari kambing... yaa ampun... hehe...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pokoknya kalau dimarahi, nikmatin aja, itu artinya ada yang sayang sama kita, ada yang merasa dekat ke kita. Beres. Nggak perlu dilawan dengan marah lagi, jadi runyam urusannya nanti. Api disambut dengan api ya kebakaran, iya nggak? Mestinya api disambut dengan air (sikap kalem). Anda bilang: sok tahu nih orang! Mana bisa seneng kalau dimarahi!? Ya, pokoknya buktiin saja, jangan protes dulu... hehe... Baju belum dicoba udah bilang nggak pas, kan aneh... hehe....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terimakasih kepada dosen saya (Prof. Dr. H. Dedi Herawan, M.Pd.) yang di tengah-tengah kuliahnya beliau pernah bilang : "Kalau saya dimarahi istri saya, ya saya ketawa saja, nanti juga diem sendiri... ", dengan izin Allah beliau menginspirasi saya menulis artikel ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Alhamdulillah</i>...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gambar: <a href="http://www.google.com/imgres?um=1&hl=en&client=firefox-a&tbo=d&rls=org.mozilla:en-US:official&biw=1366&bih=664&tbm=isch&tbnid=3cuQTtPKf-_goM:&imgrefurl=http://mohdhalimkadri.blogspot.com/2012/01/kakak-abang-dan-adik.html&docid=coIhtsku7V12RM&imgurl=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvc8LXe6AhN6ccVjtifv7HCEK5HwRw49lLY4nXmnZBTw57RJH0rRpb8Fgi0kkdx8Zb0XqrkpP0W8_mAlo-AkeyXUaYLSgu77guyYaJbcdhHFZsMymrGDRMAvQwQLY0zx_Kzd8pqLsl_bvH/s1600/DSC_0017.JPG&w=1600&h=1200&ei=OpHiUNH9GsH5rAeS54H4DA&zoom=1&iact=hc&vpx=275&vpy=81&dur=295&hovh=184&hovw=245&tx=150&ty=100&sig=110643987845707192553&page=1&tbnh=146&tbnw=190&start=0&ndsp=32&ved=1t:429,r:26,s:0,i:170">Google</a></div>
Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-83399773294325127402012-12-31T15:32:00.003-08:002012-12-31T15:32:51.759-08:00Apa Yang Dituntut Al-Qur'an Dari Penghafalnya?Al-Qur'an menuntut kesabaran bagi yang berusaha mengahafalnya. <br />
Menuntut ketenangan jiwa/hati<br />
Menuntut konsistensi<br />
Menuntut proses, dan bukan keingingan mencapai hasil<br />
Keakraban...<br />
Kefokusan pada yang sedikit<br />
Adab<br />
Pengagungan<br />
Tertib<br />
Kepuasan pada tiap ayat<br />
Penghayatan<br />
Pengamalan<br />
Keyakinan<br />
................................ <br />
<br />Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-14323885638216036042012-12-30T07:10:00.001-08:002012-12-30T15:50:16.347-08:00Berhitung Sejak Shubuh<div style="text-align: justify;">
<i>Bismillaahi rrahmaani rrahiim...</i><br />
<i>Assalamu'alaikum...</i><br />
<br />
Barangkali Anda bertanya: Apa sih maksudnya? Apa yang dihitung sejak shubuh? Ya, kita menjaga ibadah sejak shubuh, sampai sebelum shubuh (sholat malam). Tapi apanya yang dihitung? Sebentar dulu dong, saya tanya dulu, dapatkah Anda mengetahui ni'mat apa saja yang melayani Anda sejak shubuh sampai sebelum shubuh? Saya tantang nih. Sabar, jangan dulu didaftar semuanya, hehe... satu saja dulu, misalnya berkedip. Berapa kali Anda mengedipkan mata seharian? Kalau saya sih nggak sanggup ngitungnya, entah nggak doyan, he...he... ya, sangking banyaknya. Mungkin Anda bilang, nggak sempet, banyak kesibukan. Ternyata menghitung ni'mat berkedip saja kita sudah kewalahan. Apalagi kalau ditambah dengan berjalan, melihat, mendengar, memegang, bernafas, makan, tertawa, ngobrol, dan lain-lain mungkin sampai ratusan nomor, antau entah sampai berapa, karena kita tidak tahu semuanya. Hanya Allah Yang Maha Tahu yang mengetahui bilangannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Terus kita bandingkan, apakah ibadah kita sejak shubuh sampai sebelum shubuh dapat kita hitung. Saya yakin tidak perlu lama, Anda bisa menjawab pertanyaan ini. Hehe... itulah kita. Apalagi kalau yang dikerjakannya sholat wajib doang, makin gampang tuh ngejawabnya. Kalau sholatnya bolong-bolong, makin gampang lagi. Tinggal jawab: maghrib!, kalau cuma ngelaksanain sholat maghrib. Semoga kita tidak termasuk yang ini. Aamiin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZ4d93Xqp0JIeUj2utWlf7seGYQ-KiZiULe7j1jRQqt9OYWrT7YgF_hEBoZbxyD-59CoGh6-hBw_js9XBqFWaCC9_WyHd6xJuHwEO_kEyslo-Tch_D-h_Xw_Iep9pDpy-D5LlDCp-KCXk/s1600/ManCountingFingers%5B1%5D.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZ4d93Xqp0JIeUj2utWlf7seGYQ-KiZiULe7j1jRQqt9OYWrT7YgF_hEBoZbxyD-59CoGh6-hBw_js9XBqFWaCC9_WyHd6xJuHwEO_kEyslo-Tch_D-h_Xw_Iep9pDpy-D5LlDCp-KCXk/s200/ManCountingFingers%5B1%5D.jpg" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari hitung-hitungan ini saja, sudah ketahuan bahwa ni'mat yang diberikan Allah jauh lebih besar daripada tugas kita untuk mensyukurinya. Coba nih, kita sama-sama pikirin, kira-kira berapa harga yang sepadan untuk ni'mat Allah yang ada pada diri kita? Jangan semuanya, satu saja, misalnya mata. Kalau saja ada orang yang mau membeli sebelah mata kita dengan harga 1 milyar, kira-kira kita rela ngejualnya apa nggak? Ini misalnya saja. Kalau saya sih, dibeli berapa pun, jangankan 1 M, lebih dari itu pun saya nggak akan jual. Bagaimana dengan Anda? Bagi saya satu buah mata saja sudah tidak ternilai harganya, apalagi ditambah dengan yang lain. Bilangan mana yang mampu menjelaskan nilainya?<i> </i>Sejatinya angka-angka akan hancur luluh<i> </i>ketika berhadapan dengan ni'mat Allah yang agung<i>. Subhanallah!</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Betapa baiknya Allah sama kita. Allah tidak mewajibkan kita bersedekah 1 M, buat mensyukuri ni'mat Allah berupa mata, dan bayaran lain untuk anggota tubuh yang lain. Tidak. Allah tidak menyuruh kita melaksanakan tugas yang berat seperti itu, tapi Allah menugaskan kita dengan cukup ketika mendengar adzan, kita berhenti sejenak dari pekerjaan, melangkahkan kaki ke mesjid, berwudhu, kemudian sholat berjamaah. Cukup ketika tiba bulan Ramadhan, kita melaksanakan puasa. Cukup ketika harta mencapai syarat2nya kita mengeluarkan 2,5 % saja sebagai zakat. Cukup ketika mampu, kita berangkat ibadah haji saja, itu pun yang wajibnya sekali seumur hidup. <i>Subhanallah</i>, tatkala menyaksikan ini, rasanya saya tidak ingin berhenti mengagumi betapa Allah Maha Pengasih dan Penyayang sama kita mahluknya. Apalagi sesudah mengingat bahwa pahala dari melaksanakan semua tugas2 (kewajiban2) tersebut kembali lagi kepada kita yang melaksanakan. Tambah luluh hati saya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita sama-sama belajar mengingat ni'mat Allah, belajar berterimakasih sama Allah, tiap waktu. Agar kita selalu rindu ibadah, dan menolak setiap bentuk maksiat. Kalau Anda hidup bermewah-mewahan, cobalah sekali-kali, dalam sehari saja, sukur-sukur sampai beberapa hari atau lebih, Anda hidup seminimal mungkin, dari mulai makan, menggunakan fasilitas-fasilitas komunikasi, transportasi dan lainnya. Kalau misalnya ke warung biasa naik motor, sekali-kali jalan kaki. Kalau awalnya makan sama ayam goreng terus, sekali-kali sama tumis daun singkong, misalnya. Beli seribu rupiah dari warung, atau mau lebih ngirit lagi dibagi buat dua kali makan. Mudah-mudahan dengan begitu Allah membukakan hati kita betapa kita tidak patut menyia-nyiakan ni'mat-ni'mat-Nya. Kalau dengan jalan kaki saja, kita bisa melihat kebesaran ni'mat Allah, apalagi naik motor. Kalau makan dengan tumis daun singkong saja kita sudah melihat betapa agungnya ni'mat Allah, apalagi kalau makan dengan paha ayam. Kalau kita sudah mampu merasakan ni'mat Allah saat tidur di atas tikar, apalagi tatkala kita tidur di atas kasur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau Anda awalnya sering mengabaikan sholat wajib, cobalah beberapa hari Anda konsisten tidak meninggalkan sholat sunnat, seperti shalat duha, sholat tahiyatul masjid, sholat rawatib dan tahajud, <i>insyaAllah</i> Anda akan melihat betapa besarnya kesalahan Anda mengabaikan sholat wajib.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Andaikata Anda awalnya tidak peduli dengan kesalahan-kesalahan Anda, misalnya meminjam sandal tanpa diketahui pemiliknya, cobalah dalam beberapa hari Anda menahan hati untuk tidak melakukannya, jika sandal Anda tidak ada, sementara yang ada di depan pintu bukan sandal Anda, tetapi sandal anggota keluarga Anda sendiri, Anda tidak memakainya walaupun milik anggota keluarga Anda sendiri kecuali setelah minta izin, dan Anda pun lebih memilih bertelanjang kaki saja, maka <i>insyaAllah</i> Allah akan memperlihatkan kepada Anda betapa besar kesalahan Anda yang lalu. Atau awalnya Anda menganggap bahwa mengejek seorang teman bukanlah suatu kesalahan, cobalah sekali-kali jika ada seekor lalat yang tidak bisa terbang karena tercebur ke dalam gelas, atau sayapnya basah, Anda tolong, sampai lalat tersebut dapat terbang kembali, maka <i>insyaAllah</i> pada saat itu Anda tidak saja dapat melihat betapa besarnya kesalahan dari saling menyakiti, tetapi Anda dapat melihat bahwa ada lagi satu ni'mat Allah yang tiada terkira besarnya, yakni kasih sayang yang ditanamkan dalam dada Anda. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita tidak akan sanggup menghitung jumlah dan harga dari ni'mat-ni'mat Allah atas diri kita, kita pun tidak akan sanggup membayarnya dengan harga yang sepadan. Tapi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tidak membebani kita dengan tugas yang berat, melainkan hanya tugas ibadah yang sangat ringan. Sangat mudah dan murah. Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang senantiasa bersyukur! Aamiin...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Alhamdulillah</i>...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-65266922490031744882012-12-29T23:42:00.001-08:002012-12-29T23:47:10.384-08:00Tuhan SajaAda yang begitu kuat<br />
Di sini jadi akar, jadi ranting<br />
Hati ini tertaut erat<br />
Begitu sering<br />
<br />
Pada Tuhan kupanjatkan<br />
Tunduk perlahan<br />
<br />
Gelap penghabisan hujan rapat<br />
Ingin kau dan aku berdo'a<br />
Bersimpuh berlama <br />
<br />
Berdua sampai akhir hayat<br />
Hidup buat Tuhan saja<br />
<br />
(Tasikmalaya, 30 Desember 2012)Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-44435242190897599452012-12-29T22:38:00.003-08:002012-12-29T23:12:27.916-08:00Merasa Malu<div style="text-align: justify;">
<i>Bsmillaahi rrahmaani rrahiim...</i> </div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Assalamu 'alaikum...</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Misalnya ada seorang fakir kita beri uang satu juta. Dia terima uang itu, lantas pulang, dengan muka masam dan tidak mengucapkan terimakasih, atau basa-basi apa pun kepada kita. Kira-kira enek nggak? Hehe... Dengan uang satu juta pemberian kita itu, si fakir membuat usaha kecil-kecilan, lama-lama berkembang jadi usaha yang gedean. Suatu hari kita berpapasan dengan orang itu di jalan, tapi dia tidak nyapa, kita sapa pun dia malah pura-pura nggak kenal sama kita. Nah, kira-kira kita nilai orang itu dengan sebutan apa?! Ya... mungkin tidak tahu terimakasih, atau tidak tahu malu, bahkan tidak tahu diri. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bandingin dengan kita sebagai manusia. Kita dikasih Allah ni'mat yang melimpah, karunia yang banyak pada diri kita dan alam sekitar. Begitu beragam ni'mat mengililingi kita, tiap detik, di mana pun, dalam keadaan apa pun. Panca indera, anggota tubuh, ruhani. Air yang kita minum, cahaya yang menerangi aktivitas, udara yang dihirup, berbagai macam energi yang kita gunakan untuk kerja sehari-hari. Ada pula ni'mat yang agung, berupa ni'mat iman, ni'mat-ni'mat seperti silaturahim, saling menyayangi, ni'mat perasaan hati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Baiknya kita bertanya kepada diri kita, apakah disebutnya kita apabalia karunia besar pemberian Allah itu tidak membuat kita tergerak untuk beribadah kepada-Nya dengan ibadah yang terbaik?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0ouw9Hd5C_TJhoEfPIisavd9aYnT1buwDetTfmtE3z4ZRBi6_0Bf08OYnyBGa6V8V_qN5w2D7bZSim31OcQPmt_S7ks6CCX3FB0X-Tu1mwF3YISst-fRwwi5JVHpO0EJzkGUgc3I9MCM/s1600/doa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="172" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0ouw9Hd5C_TJhoEfPIisavd9aYnT1buwDetTfmtE3z4ZRBi6_0Bf08OYnyBGa6V8V_qN5w2D7bZSim31OcQPmt_S7ks6CCX3FB0X-Tu1mwF3YISst-fRwwi5JVHpO0EJzkGUgc3I9MCM/s200/doa.jpg" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat adzan berkumandang, saat Allah Yang Maha Agung, Sang Pemberi satu-satunya, memanggil kita, betapa kita tidak tahu diri, tidak tahu malu, kaki kita malah tetap terpancang di tempat hiburan, di kantor, di depan komputer, di depan para pelanggan. Tangan tetap sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan duniawi. Saat iqamah dikumandangkan, kita tetap memutar otak bagaimana melipat gandakan keuntungan penjualan, bagaimana mengatur strategi untuk memperoleh pengakuan atasan. Mata tetap lekat dengan beragam keindahan, dengan banyak hal mubah dan tidak begitu perlu. Mulut tetap berbuih, mengatakan sesuatu hanya untuk ditertawakan, untuk dikagumi, yang walaupun penting, toh masih banyak waktu dan dapatlah dilanjutkan setelah sholat (setelah panggilan Allah) yang tertentu/dibatasi waktunya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kembali pada cerita si fakir tadi. Si fakir disebut tidak tahu malu bahkan tidak tahu diri, sebab dia melupakan orang yang telah berjasa begitu besar kepadanya sehingga dia tidak fakir lagi, malah akhirnya dia sukses. Nah, lalu apa bedanya si fakir dengan kita? Jika kita melupakan Allah, Sang Pencipta dan Pemelihara diri kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2y-QhafANuOA48OqspYPPLGCDgFvL1PPCBkvzomVGsSyaqZ1pDmhD0Ed579SoVOdVWpLWtMeLmKFCiWFr5_CtCHzBVT2tbp0D_q6JyAz2fG-NCQR6LltVeC0K0K1urwJ8qDZXNoX6RSw/s1600/anak-anak-korban-tsunami-menaburkan-bunga-di-kuburan-masal-tsunami-_111226155833-841.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="230" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2y-QhafANuOA48OqspYPPLGCDgFvL1PPCBkvzomVGsSyaqZ1pDmhD0Ed579SoVOdVWpLWtMeLmKFCiWFr5_CtCHzBVT2tbp0D_q6JyAz2fG-NCQR6LltVeC0K0K1urwJ8qDZXNoX6RSw/s320/anak-anak-korban-tsunami-menaburkan-bunga-di-kuburan-masal-tsunami-_111226155833-841.jpg" width="320" /></a></div>
Kita berharap kita selalu merasa malu. Kita tahu, Allah selalu memberi kita, memperhatikan kita dan mengawasi kita atas apa yang kita kerjakan, bahkan atas apa yang kita rasakan. Sejatinya, kita selalu ingin dan rindu mengabdi dengan pengabdian terbaik kepada Allah. Sejatinya kita adalah mahluk yang selalu merasa lemah dan selalu merasa butuh atas pertolongan Allah. Hanya pada Allah lah tahta kebesaran, hanya pada Allah lah kedudukan tertinggi. Hanya Allah lah, pengahabisan langkah kita, ke manapun jalannya. Dalam arti, kemana pun kaki kita melangkah dan apa pun yang kita kerjakan kepada Allah jualah kembali, untuk menerima balasan atas pekerjaan kita. Pada hari itu, saat do'a dipanjatkan, dan bunga sengaja ditabur di atas tanah merah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Alhamdulillah...</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gambar 1 : <a href="http://www.google.com/imgres?start=176&hl=en&client=firefox-a&hs=TkD&tbo=d&rls=org.mozilla:en-US:official&biw=1280&bih=629&tbm=isch&tbnid=2RMZV8OS3IreXM:&imgrefurl=http://febriantialmeera.wordpress.com/2012/11/28/menanti-dalam-taat/&docid=7fdaTAf-cPTBsM&imgurl=http://febriantialmeera.files.wordpress.com/2012/11/doa.jpg&w=1926&h=732&ei=Vt_fUJCMJ8OOrgfo0oDIAQ&zoom=1&iact=hc&vpx=398&vpy=309&dur=11431&hovh=138&hovw=364&tx=261&ty=53&sig=112619577040517050147&page=7&tbnh=121&tbnw=249&ndsp=28&ved=1t:429,r:99,s:100,i:301">Google</a><br />
Gambar 2 : <a href="http://www.google.com/imgres?hl=en&client=firefox-a&tbo=d&rls=org.mozilla:en-US:official&biw=1280&bih=629&tbm=isch&tbnid=FE92mdMhth0G6M:&imgrefurl=http://www.republika.co.id/berita/regional/nusantara/11/12/26/lwszlv-ribuan-orang-padati-kuburan-massal-korban-tsunami&docid=zxGbXjWQFD904M&imgurl=http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/anak-anak-korban-tsunami-menaburkan-bunga-di-kuburan-masal-tsunami-_111226155833-841.jpg&w=360&h=260&ei=PujfUIGzM4vJrAf0u4GIDQ&zoom=1&iact=hc&vpx=790&vpy=136&dur=10195&hovh=191&hovw=264&tx=170&ty=98&sig=112619577040517050147&page=1&tbnh=155&tbnw=221&start=0&ndsp=19&ved=1t:429,r:4,s:0,i:99">Google</a> </div>
Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-8543345226884018592012-12-28T05:19:00.010-08:002012-12-28T05:19:58.609-08:00Tatkala Ibadah Terasa Berat<div style="text-align: justify;">
<i>Bismillahi rrahmaani rrahiim...</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Assalamu'alaikum...</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada saat kita berusaha<i> istiqamah</i> (konsisten) dalam menjalankan ibadah, nampaknya setiap orang mengalami saat-saat di mana ibadah terasa lebih berat, dan kenikmatannya berkurang. Pada saat kita ayik berbagi, asyik bersedekah, ada saat-saat dimana sifat kikir hinggap di hati, menjadikan berbagi/sedekah terasa lebih susah dari sebelumnya. Pada saat kegiatan menghafal Al-Qur'an terasa menyenangkan, ada saat-saat dimana menjadi terasa amat membosankan, amat menjengkelkan. Barangkali Anda menyebut ini adalah sesuatu yang wajar, namun menurut saya justru inilah titik serang setan. Kondisi ini patut dijadikan bagian terpenting yang perlu mendapat perhatian lebih dari sebuah konsep yang disebut <i>istiqamah</i>. Termasuk ketika saya menulis artikel-artikel saya, tiap hari. Saya berniat <i>istiqamah</i>, dan saya sendiri mendapat tantangannya seperti ini. Ada saat-saat saya merasa malas, merasa sangat berat untuk menulis. Tapi sekali lagi, inilah justru saat-saat "penaklukan" terpenting...hehe...kayak perang saja. Memang, inilah perang melawan diri sendiri. Sehingga, <i>istiqamah</i> saat tidak ada rintangan itu biasa, nah kalau tetap<i> istiqamah</i> dalam kesusahan dan dalam kondisi banyak rintangan, itu baru luar biasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana cara untuk mengatasi perasaan berat dalam beribadah? Saya yakin ada banyak cara, tiap orang mungkin memiliki cara yang khas dalam mengatasi masalah beratnya menjalankan ibadah. Tapi di sini akan dikemukakan apa yang saya alami dan rasakan saja. Paling tidak menurut saya (orang yang masih belajar ini) cukup tiga hal saja yang perlu diperhatikan (supaya Anda mudah mengingatnya dengan cepat, tatkala Anda butuh) :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Pertama </i>TIDAK BERLEBIHAN. Ibadah yang berlebihan tentu lama-lama akan membuat kita merasa berat. Allah tidak menyuruh hambanya mengerjakan sesuatu yang di luar batas kemampuannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Kedua </i>MENGINGAT KARUNIA ALLAH. <i>InsyaAllah </i>dengan mengingat karunia Allah yang begitu besar pada diri kita dan kehidupan kita ini, maka kita akan otomatis merasa rindu untuk ibadah sebagai ungkapan rasa syukur. Tanpa disadari kita dilayani 100% oleh karunia Allah. Anggota badan yang lengkap dan sempurna, berbagai jenis makanan, air untuk minum, udara untuk bernafas dan menyegarkan diri, waktu yang lapang, penghargaan orang, tanah yang luas dan lain-lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Ketiga </i>MENGINGAT MATI. <i>InsyaAllah </i>dengan mengingat mati kita akan senantiasa menginginkan ibadah kita saat ini menjadi ibadah yang terbaik. Kita tidak pernah tahu, sangat boleh jadi ibadah kita saat ini adalah ibadah kita yang penutup (terakhir). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mudah-mudahan bermanfaat. Aamiin</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Alhamdulillah...</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7455972304738713691.post-29323504542870931252012-12-26T05:32:00.003-08:002012-12-26T05:32:14.833-08:00Harta Atau Amal?<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya terharu ketika menyaksikan video pembelajaran karya Harun Yahya "RAHASIA DI BALIK UJIAN". Pertama-tama saya diajak jalan-jalan "berkeliling" melihat berbagai keindahan. Taman, rumah-rumah gedong, mobil-mobil bagus, ruangan-ruangan mewah. Mmhh...tampak semuanya begitu menyenangkan. Betah kayaknya kalau memiliki itu semua. Diceritakan bahwa untuk mendapatkannya, orang menempuh usaha mati-matian, kerja keras, kerja cerdas, tapi giliran mentok ada stress nya juga... he...he...he. Ya, sebenarnya otomatis saya ngerti, memangn semua itu kan butuh duit! Dan untuk mendapatkannya ya kerja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah diajak muter-muter lihat keindahan sana-sini, saya diajak ke situasi kesudahannya. Diperlihatkan kepada saya bagaimana rumah-rumah gedong tadi kena musibah kebakaran, bagaimana mobil-mobil bagus tadi hancur setelah kecelakaan, dan kehancuran-kehancuran lainnya. Jadi mana yang tadi dibangga-banggakan itu? Mana yang tadi jadi impian semua orang? Mana yang tadi didam-idamkan? Semua jadi tidak begitu menarik. Dan yang pasti menyadarkan saya, bahwa itulah kehidupan dunia, semua yang indah-indah hanya perhiasan semata yang kelak akan sirna, cepat atau lambat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP5pQ49TOSEnybqyb05qASRy3UXAMkb4D1ZrUu5_s2UzEDkcjEl4o8wDbGeoHrBIdPAzPA8L6PuDtaud4gsYcQ4pUoBRK_Kf-NFuWQEAcIfO_ORsrXKrNbT2BHe7MOHPu4MrNbQksJoPk/s1600/stress-kerja.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="126" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP5pQ49TOSEnybqyb05qASRy3UXAMkb4D1ZrUu5_s2UzEDkcjEl4o8wDbGeoHrBIdPAzPA8L6PuDtaud4gsYcQ4pUoBRK_Kf-NFuWQEAcIfO_ORsrXKrNbT2BHe7MOHPu4MrNbQksJoPk/s200/stress-kerja.jpg" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Disadari atau tidak semua itu adalah ujian untuk manusia, ya untuk kita. Apakah kita akan terpedaya atau tidak? Apakah kita akan mementingkan dunia atau akhirat? Saya sangat setuju dengan kata-kata: <i>kerja untuk ibadah</i>. Artinya uang hasil kerja untuk bekal ibadah. Ini bener, kalau kita nggak makan, mana kuat berdiri buat sholat? Kalau tidak kerja, gimana mau ngebiayain anak yatim, gimana mau berangkat haji? Bukannya sia-sia punya rumah, punya mobil, tapi yang perlu diperbaiki adalah niatnya, supaya tidak jadi sesuatu yang sia-sia, yang tidak bernilai akhirat. Kita kerja buat bangun rumah, Boleh lah. Tapi bagusnya tambahin, kalau sudah punya rumah sendiri, ngedidik anak-anak ngaji jadi nyaman, sholat tenang nggak mikirin belum bayar kontrakan...he...he...he... Atau kerja buat beli mobil. Boleh juga, kenapa nggak?!! Tapi tambahin lagi niatnya, kalau punya mobil mau ke mesjid, hujan, jadi nggak kehujanan. Kalau ada tetangga minta bantuan ke rumah sakit, bisa ngasih bantuan. Kalau ada saudara butuh angkutan, kita bisa nolong. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya saja punya laptop, bukan buat bangga-banggaan atau bukan buat maen-maen doang. Tapi dengan idzin Allah saya maksimalkan untuk ibadah. Kayak download video dakwah, ilmu pengetahuan, mp3 ngaji, browsing-browsing ilmu keislaman, nonton ceramah bareng-bareng sama teman saya, berbagi pengalaman ruhani di facebook, plus <i>modem</i>-nya,<i> alhamdulillah</i> atas karunia Allah, saya gunakan untuk menulis dan menerbitkan artikel-artikel saya di blog. Mudah-mudahan apa yang saya tulis menjadi amal jariyah, dan mendapat ridho Allah, serta bermanfaat bagi Anda yang membacanya. Aamiin. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anda ya punya HaPe, Tab, mp3 player, sepeda motor, mesin cuci, kompor gas terbaru/teririt (hehehe...), buku-buku, tas keren, sepatu mahal, sepeda terbaru, motor antik kayak vespa, dan barang-barang lain, cobalah dari sekarang tiap mau menggunakan barang-barang tersebut Anda niatkan karena Allah dan untuk tujuan ibadah. Biar nggak sayang, cuma jadi perhiasan dunia doang, tapi biar bernilai akhirat juga. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebuah jarum pun, <i>masyaAllah</i>, bisa jadi ladang ibadah. Baju suami Anda robek, Anda jahit dengan jarum itu, niat berbakti pada suami karena Allah. Ada yang mau pinjam jarum, jangankan dipinjamkan, kita kasihkan. InsyaAllah, dengan landasan keikhlasan, landasan kesadaran penuh bahwa begitulah sifat dunia, cuma nempang lewat doang, semua yang dilakukan jadi amal kebaikan buat kita di akhirat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tatkala teman saya mau pinjam kaus kaki saya, saya langsung kasih pinjem. Malah lama-lama saya rela.<i> Alhamdulillah</i>, daripada saya nggak pake mending dimanfaatkan oleh orang lain kan?! Ada yang mau minta sms, <i>alhamdulillah</i>, pulsa saya manfaat juga. Ada yang minta fotokopi, cetak data, scan di printer saya, <i>alhamdulillah</i>. Ada yang nonton ceramah bareng di laptop saya, <i>alhamdulillah</i>. Ada yang ikut makan bareng sama saya, <i>alhamdulillah</i>. Anda bilang: "Sayang dong, mau aja dimanfaatin orang!" Nggak, daripada ngerugiin orang mending bikin manfaat buat orang. Bahasanya dong, jangan "dimanfaatin" itu artinya satu lagi kekalahan kita, sudah berprasangka jelek sama orang. Bukan orang manfaatin kita, tapi memang butuh kita, itu yang bener. Saya justru belum apa-apa, cuma bisa segitu, orang lain sedekahnya lebih besar lagi, dan lebih bernilai lagi. Kalau malaikat maut menjemput, mereka tentu lebih siap lagi, sebab amal-amalnya juga lebih banyak. Sementara saya? Nah.... otomatis lucu, kalau saya dimintai sms saja nggak rela. Lucu, kalau ada yang dateng ke saya, nanyain sisa nasi terus saya ngebohong, bilang nggak ada, padahal ada. Lucu kalau saya diminta beli obat saja, beralasan ini itu. Lucu banget, diketawain juga sudah bukan pantes lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>MasyaAllah</i>, dunia yang begitu indah ini, yang begitu menarik ini, telah menyesatkan banyak orang dengan keserakahan dan prasangka buruk. Lupa berbuat baik, lupa beramal, yang ingat hanya perutnya sendiri. Padahal kalau sudah ketemu ajal (sang pemutus kenikmatan) semuanya ditinggalkan. Bye bye... rumah, mobil, motor, televisi, anak-anak. Saya nulis begini, padahal saya juga masih belajar, masih jauh. Jadi kita belajar sama-sama, memupus keserakahan diri kita sendiri. Sedikit demi sedikit dengan membiasakan diri mengikhlaskan, beramal dengan harta, dengan waktu dengan pikiran, dan lain-lain. Kita jadikan diri kita, harta punya, amal jalan. Bismillah...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Alhamdulillah...</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gambar : <a href="http://www.google.com/imgres?hl=en&client=firefox-a&hs=kBs&sa=X&tbo=d&rls=org.mozilla:en-US:official&biw=1280&bih=639&tbm=isch&tbnid=xk2BbUyZvTG3iM:&imgrefurl=http://bisnisukm.com/tips-sukses-mengatasi-stress-kerja.html&docid=sfDREhhy8PqJaM&imgurl=http://cdn.bisnisukm.com/2010/10/stress-kerja.jpg&w=487&h=309&ei=r_jaULXyJsiHrAfbzIHQBA&zoom=1&iact=hc&vpx=676&vpy=110&dur=3356&hovh=179&hovw=282&tx=198&ty=77&sig=112619577040517050147&page=2&tbnh=150&tbnw=238&start=27&ndsp=27&ved=1t:429,r:38,s:0,i:210">Google</a></div>
<div class="composeBoxWrapper GLVTYVNFIB">
<iframe aria-label="Edit pos. Mode tulis." class="composeBox editable" frameborder="0" id="postingComposeBox" name="Editor teks kaya" style="background-color: white; height: 100%; padding: 0pt;"><br></iframe> </div>
<div style="text-align: justify;">
saat ini menjadi manfaat. </div>
Andi Budimanhttp://www.blogger.com/profile/02273167835329913839noreply@blogger.com0