Halaman

Rabu, 19 Desember 2012

Pelajaran Berharga Di Pagi Hari

Bismillahi rrahmaani rrahiim...

Merendahkan hati itu ni'mat. Memberi kesempatan orang lain untuk mengobrol sampai selesai dengan tidak memutus pembicaraannya. Sambil kita anggap orang di depan kita lebih baik daripada kita. Mengatakan amin, untuk imam yang berdo'a dengan menetapkan hati bahwa imam jauh lebih baik daripada diri kita. Atau sekedar bertemu dengan orang, kita anggap orang itu lebih baik daripada kita. Dan memang itu yang pantas. Bukankah kita tahu aib diri kita sendiri, dan kita tidak pernah tahu aib orang lain? Lagi pula mencari-cari aib/kesalahan orang lain adalah perbuatan yang tercela.

Terkadang Anda bisa belajar dari sebuah pertemuan. Sebelum shubuh tadi, saya bertemu kawan lama di mesjid, kami membicarakan masalah kuliah. Ternyata dia sejurusan dengan saya, hanya saja sebagai kakak tingkat saya. Dia menanyakan kepada saya "Apakah angkatan mu kompak waktu ujian?", saya mengerti yang dimaksud adalah perkara trik dan kekompakan saat ujian yang memalukan. Maka dengan tersenyum saya utarakan "Ya, semua kompak, tapi sepertinya hanya saya yang tidak ikut serta!" Saya tidak mengatakan hukumnya, saya cukup yakin dia mengerti setelah dia mengatakan : "Ya, amaluna amalukum!", hanya saja barang kali dia tidak peduli, atau tidak yakin. Saya bertanya "Saya ingin tahu, siapa ya yang jadi orang dalam-nya?" Dia sendiri tidak tahu, dia pun mengaku jadi seorang pembahas soal, barangkali seperti angkatan saya, pengerjaan soal dilakukan di rumah sebelum hari H ujian. Mudah2an kata-kata saya jadi do'a buat perubahan sikapnya, dan kawan saya mengikuti jejak saya, bahwa bersama-sama dalam kecurangan sama sekali tidak mengandung kebaikan. Saya tidak mengatakan hukumnya, tapi saya sudah menjelaskannya dengan pengakuan sikap saya, kecuali kalau dia bertanya. Ini amat menyedihkan buat saya, buat negara ini !!

Terkadang Anda bisa belajar dari mimpi. Waktu tidur ba'da shubuh saya bermimpi makan bersama, berakrab-akraban dengan teman yang belum begitu akrab, memohon maaf atas kesalahan, dan menolak tawaran membuat tugas kuliah dengan cara membayar.... hehe...mungkin gara-gara pertemuan sebelum shubuh itu.

Terkadang Anda bisa belajar dari sebuah pesan (SMS). Setelah saya bangun tidur, teman saya, Tatan Haryadi meng-SMS saya, bertanya "Kapan kau pulang?", saya balik tanya: "Ada apa memangnya?", "Saya titip beli obat herbal, buat ibu saya!", saya tanya lagi "Obat apa?", dijawabnya: "Sari kurma terbaik, dua botol, tambah obat buat memperkuat pencernaan!", saya tanya lagi : "Bagaimana gejalanya?", Teman saya menjawab : "Beliau ngerasa mual, kembung, nggak enak makan!".

Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah saya tidak menganggap ini adalah beban, tapi inilah tugas dari Allah yang menghampiri saya, sekaligus kesempatan saya untuk beramal. Saya bertekad untuk mempermudah urusan kawan saya ini, walaupun saya sebetulnya tidak berrencana pulang, alasan paling utama adalah kesehatan saya belum kunjung stabil, kedua ada tugas kuliah. Tapi saya harus mewujudkan bantuan, harus! 

Saya teringat, sepupu perempuan saya yang kuliah di UPI PGSD Dadaha, dia biasa pulang tiap minggu. Waktu saya SMS, katanya dia akan pulang sore hari ini, atau pagi-pagi besok, saya tanya "Bisa titip obat buat ke kampung?", dijawab : "Oh, iya bisa, nanti dihubungi lagi ya?!".... Saya memandang ini adalah pertolongan Allah, kalau tidak, gampang saja bagi Allah membuat saya tidak punya solusi sama sekali, sehingga saya pun mengatakan pada teman saya : "Maaf nih, saya nggak enak badan, nggak tahu kapan pulangnya juga!", tapi berkat pertolongan Allah saya jawab : "Barangkali itu maag, biasanya pake kunyit diminum airnya! Em... insyaAllah besok, Jum'at, obatnya dianter ke kampung!" 

Anda juga bisa belajar dari sebuah mushibah, tepat ketika saya bangun membaca SMS, saya menemukan kaca mata saya tertindih badan saya, kacanya pecah bagian kanan. Saya mencoba untuk tidak menggerutu. Saya coba memandang ini adalah ketetapan Allah, antara Allah menyuruh saya meninggalkan kaca mata atau nagih saya -+ 40.000 rupiah untuk kebersihan harta saya, he...he... Demikianlah, jangankan peristiwa kaca mata pecah, bukankah berpindahnya sebutir debu pun adalah ketetapan Allah? Sekaligus pelajaran juga agar lain kali saya tidak ceroboh. 

Anda bisa belajar dengan diutusnya seorang teman. Saya diberi Allah seorang teman yang kurang mampu. Terkadang uang saku dari orangtuanya dikirim terlambat, sehingga harus menunggu lama tatkala uangnya sudah habis. Dalam waktu menunggu itu, saya relakan beras saya, air minum saya untuknya. Dia yang memasaknya dan kami makan bersama-sama. Ini tugas dari Allah, ini ladang amal saya. Saya pun meluangkan waktu online saya sejenak, sebagai ketua organisasi pers dia punya sejumlah urusan, tidak mengapa. Saya justru heran, apa yang dicari orang dari ketamakan dan keserakahannya?

Rupanya Allah, belum juga hendak mengurangi tugas saya, teman saya SMS lagi : "Ka, punya CD windows XP? dan ini kalau sempet bisa minta tolong tanyain harga RAM ddr3 yang 2GB?", hehe....saya jawab : "Ada sih, cuma harus dicari dulu... insyaAllah.", Allah menyuruh saya tamasya, Allah tidak suka saya terus memperturutkan keinginan saya mengistirahatkan diri terus-terusan. 

Begitu banyak hikmah yang bisa diambil dari setiap kejadian untuk melatih diri amanah. Setidaknya dapat diandalkan diri sendiri, selebihnya dipercaya orang lain. Saya teringat kata-kata guru saya saat ceramah pernikahan sahabat saya : "Tahukah Anda, bagaimana orang yang amanah dalam pergaulan itu? Yaitu orang yang bisa membuat orang lain nyaman tatkala bertemu." Subhanallah. 

Saya hanya seorang yang sedang belajar, mudah-mudahan kita senantiasa dimudahkan Allah dalam menerima setiap pelajaran. Aamiin...

Alhamdu lillaahi rabbil'aalamiin...
Astahgfirullah al-adzim...

Gambar : Google
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar