Tiap yang diceritakan pasti memiliki tempat, keadaan tokoh, latar kebudayaan, latar kondisi mikro atau kondisi temporary yang khas. Tentu semua itu ada ungkapan-ungkapan khasnya, atau kosakata tertentu. Misalnya ketika menceritakan keadaan di sawah, maka minimal harus terdapar kata-kata : orang-orangan sawah, petani, panen, menguning, pematang, saung, arit (perkakas untuk memanen), nyiru (perkakas untuk memisahkan padi yang sudah kering dari kotoran seperti serpih2 daun dan padi yang tidak berisi), mengeringkan padi, atau menjemur padi, berjongkok, melamun di pematang, hamparan yang hijau, atau kata dan ungkapan lainnya. Kata kerja, kata benda maupun kata sifat, pasti tiap2 latar tempat dan budaya akan berbeda.
Anda sebagai penulis harus berusaha masuk, memahami betul keadaan dengan memahami ungkapan-ungkapan khas, agar apa yang Anda tulis meyakinkan dan memukau. Tentu Anda tidak akan menggunakan kata macet untuk keadaan di sawah. Atau kata dering (untuk suara telepon), asap knalpot, atau besi yang berderit (gerbang sebuah rumah), kecuali untuk tujuan yang tidak biasa.
Intinya adalah kosakata mampu memberikan kepantasan, menggambarkan keadaan yang alami dan meyakinkan pembaca.
Dalam kebudayaan Sunda, akan dikenal kosakata, iket, saron, dalang, tatalu, ngabodor, gugunungan, gambang, sinden, halok, penca, kendang, kulanter, nabeuh, haleuang, kawih, tukang kacang, tukang kopi, berdesak-desakkan, ngampar, tikar, romantis, keluarga, ngemil, dialog, antagonis, dubbing, gema, dan lain-lain. Kata-kata itu hendaknya dibuat daftarnya, misalnya Anda akan menggambarkan suasana pertunjukkan Wayang Golek.
Inti pembicaraan ini adalah, mengumpulkan kata-kata yang berhubungan dengan hal yang akan ditulis adalah sangat penting, jika Anda ingin memaksimalkan penggambaran dan memukau pembaca dengan deskripsi atau narasi Anda.
Memasuki dunia yang sebenarnya, dan berdialog dengan orang setempat bisa menjadi cara yang efektif untuk mendalami situasi. Merenung sejenak, merasakan keadaan dan mulai menulis sesuatu di buku saku Anda. Pengetahuan kata-kata saja tidak cukup, tanpa tahu dalam konteks apa penempatan yang semestinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar