Halaman

Selasa, 18 Desember 2012

Bakso GUBERNUR

Bismillahi rrahmani rrahiim...

Kisah seorang teman. 

Malam itu, dibacanya ta'udz dan basmallah sebelum dia melangkahkan kakinya pergi ke warung, tiba di warung basmallah lagi dibisikannya saat memasuki pintu, mengucapkan salam. Ia beli sesuatu, hanya kerupuk, sekerat ikan tongkol dan sayuran sebungkus, semuanya 2500 rupiah, dikemas dalam kantong plastik hitam. Dia merasa amat senang, basmallah lagi saat dipakainya sendal, dipegangnya erat-erat bungkusan itu sampai-sampai dia membaca hamdallah sepanjang jalan saat pulang, menengadah ke atas sejenak. 

Rupanya dia mengerti, walaupun begitu banyak uang dalam sakunya, walaupun yang diterima cuma sebungkus makanan seharga 2500 rupiah, sudah begitu dari uangnya sendiri, tapi ia mengerti dan yakin bahwa inilah pemberian Allah, dia merasa yang dibawanya bernilai amat besar, amat berharga. Nominalnya memang 2500, tapi yang dia lihat bukan nilai nominal, melainkan Sang Pemberi. Dialah Allah, Dzat Yang Maha Besar, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 

Selingan dulu nih, ada cerita seorang gubernur, suatu hari dia mantau masyarakatnya ke daerah terpencil. Terus dia nginap di rumah Pak Deni, rakyatnya. Nah sore-sore, Pak gubernur sama Pak Deni jalan-jalan, sambil nanya2 kondisi masyarakat, karena cape mereka istirahat, terus Pak Deni ditraktir bakso sama Pak Gubernur, di emperan, harganya sih cuma 5000 (udah, jangan mikir kampanye...hehe) tapi coba bayangin gimana tuh perasaan Pak Deni selaku rakyat, yang sore itu ditraktir bakso oleh gubernur-nya? Tentu sangat bahagia. Dia tidak inget lagi baksonya, tiap butiran bakso yang dia inget gubernur, tiap untaian mi yang dia inget ini mi-nya gubernur... lihat kuahnya... he...he... saraf nggak tuh?! Ya Allah, padahal cuma gubernur, kedudukannya bukan tandingan Allah Yang Maha Tinggi. Kalau mau gitu ya sudah ingetnya sama Allah saja. Emang aslinya tuh bakso rejeki dari Allah kok.

Nah, kembali ke teman kita. Dia sangat bersyukur, sebab dia begitu mengerti, Allah-lah sang pengatur. Apa pun yang terjadi ia akan selalu berprasangka baik sama Allah. Dia tahu Allah yang membuat warungnya buka, sebab mungkin saja pas pergi ke warung, eh warungnya tutup. Kata Ustadz Yusuf Mansur "Walaupun kita punya uang, belum tentu kita bisa makan." Adalah kuasa Allah untuk menutup semua warung di kala Anda butuh warung. Allah pula yang menyelamatkannya di perjalanan. Allah juga yang menguatkan kakinya untuk berjalan. Kita tentu tahu bagaimana orang yang mendapat musibah, sehingga kakinya dibuat lemah, sebab Allah sedang mencabut ni'mat-Nya. Allah juga yang mengamankan uangnya (hartanya). Kita tentu sering mendengar berita-berita kemalingan. Atau berita-berita musibah yang melenyapkan harta sehingga di mata manusia hal itu menimbulkan kerugian.

Demikianlah Allah mengatur, sehingga sandal Anda yang diletakkan rapi jadi tertumpang satu setelah anak Anda lewat, pensil Anda tergeletak di kolong, baju Anda robek di bagian ketiak, sebuah coretan spidol di dinding buatan balita Anda, kulit kacang yang berhamburan setelah dibersihkan kemudian luput satu karena masuk ke sela-sela lemari, itu semua diatur oleh Allah. Tidak ada satu perkara pun tanpa sepengetahuan Allah Swt. 

Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz). (Q.S. Al-An'am : 59)



Maka tepat dan pantas jika kita menggunakan setiap waktu kita untuk bersyukur.

Alhamdulillah...

Gambar 1 : Google
Gambar 2 : Google

2 komentar: