Halaman

Jumat, 21 Desember 2012

Bertemu Karena Allah

Bismillahi rrahmaani rrahiim...

Jum'at malam 21/12/2012, ba'da isya, saya berkumpul bersama teman saya, Robi, membicarakan amal-amal harian kami, suka duka dan tantangan-tantangannya, kami berdo'a kepada Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, mudah-mudahan selalu di-istiqamah-kan. Aamiin. Nonton ceramah Yusuf Mansur, tentang kematian dan sedekah. Pelajaran yang dapat disimpulkan, mestinya kita semua siap kapan pun maut menjemput. Siap dalam arti, kita selalu mengisi hari-hari kita dengan amal terbaik, sholat, puasa, sedekah. Sebab tatkala kita merasa tidak siap, itu artinya hati kecil kita mengatakan bahwa kita merasa belum pantas menghadap Allah dengan amal-amal kita yang sekedarnya, atau malah minus. Astaghfirullah 'aladziim...

Jarang sekali dari kita yang mengaku siap andaikata maut menjemput kapan pun. Bukan berarti menantang. Ya, kita ingat dosa-dosa kita begitu banyak, sementara amal-amal kita begitu kecil. Solat masih sekedarnya, asal lepas kewajiban, kadang-kadang perut puasa tidak makan tapi mulut tidak tahan membicarakan keburukan orang lain, tidak tahan memaki orang. Sedekah, masih sayang dengan harta, diakui atau tidak kita masih hubuduanya (cinta dunia), sesuatu yang kalau mati ditinggalkan, sesuatu yang jika Allah berkehendak dalam sekejap mata bisa lenyap, astaghfirullah 'aladziim. Padahal banyak contoh-contoh, yang patut diteladani, di antaranya yang unik yaitu seseorang yang kalau orang lain sedekah 2,5 % dari harta yang dimiliki, ini malah 2,5 % disisakan untuk dirinya, selebihnya disedekahkan. Subhanallah. 

Saya dan teman saya berharap amal-amal kami di-istiqamah-kan dan ditingkatkan dari waktu ke waktu. Kami berharap ibadah kami berdasarkan rasa syukur. Ya, kami sadar, ni'mat Allah yang kami terima begitu besar. Mata, telinga, indah rasanya kalau kami gunakan untuk membaca Al-Qur'an, telinga kami pergunakan untuk mendengarkan ceramah-ceramah pembangkit ruhiah. Mulut dan lidah, indah rasanya jika setiap hari kami gunakan untuk bedzikir dan berdo'a. Indah rasanya jika tangan dan kaki pemberian Allah, kami gunakan untuk melangkah ke mesjid, ber-takbirratul ihram, bersujud. 

Kami saling mengingatkan tentang hafalan Al-Qur'an kami, yang sempat terlupakan. Saya diingatkan agar selalu membacanya dalam shalat-shalat sunnat, dan dalam waktu senggang. Merencanakan target dengan realistis. 

Dan dengan canda, saling sikut, kami berharap kami berdua saling mendo'akan agar mendapatkan teman hidup yang mencintai Allah di atas cinta yang lain, selalu mengutamakan Allah. Menemani hari-hari kami, ibadah kami, seia sekata dalam hidup yang karena Allah semata-mata. Subhanallah, satu pengharapan kami yang selalu kami ulang-ulang di tiap pertemuan, dan selalu kami berjanji memanjatkannya dalam do'a-do'a kami. Allah Maha Mendengar, Maha Tahu, Maha Kuasa. Kami yakin, tiada keraguan sedikit pun. 

Indahnya mencintai Allah, indahnya bersam-sama dengan orang yang mencintai Allah, dan saling mencintai karena Allah semata. Allah saja. Tiada yang lain.

Alhamdulillah...

Gambar : Google



Tidak ada komentar:

Posting Komentar