Halaman

Senin, 31 Desember 2012

Kalau Dimarahi

Bismillahi rrahmaani rrahiim...
Assalamu'alaikum...

Kenapa nih, saat Anda melihat orang lain salah (misalnya teman Anda sendiri tapi nggak begitu deket), terkadang membuat Anda kesulitan untuk bicara (mengoreksi)? Dalam hati sih mau sekali mengingatkan, ingin nyuruh dia supaya bener, tapi faktor "merasa tidak begitu dekat" jadi penghalang nada bicara kita yang tadinya sudah ingin meninggi, ingin tegas, bahkan ingin marah, jadi terkulai luluh, alhasil kita pun bicara dengan intonasi dan ekspresi yang biasa-biasa saja, atau, yaa... sedikit tegas lah, tetapi rasanya bakalan jarang tuh yang sampai marah. Soalnya, ya itu tadi, "kurang begitu deket". Nah lain lagi persoalannya kalau yang bikin salah anggota keluarga sendiri, kita pun tanpa pikir panjang, tidak segan, memarahinya, entah itu anak, adik, atau kakak. Kenapa tidak merasa segan, karena sangat peduli, dan merasa sangat dekat.

Nah, makanya, sudah tahu kan sekarang? Jika Anda mau tidak kesal saat dimarahi, cobalah untuk menyadari bahwa begitu dekatnya kita dengan orang yang memarahi Anda. Betapa sayang dan pedulinya orang yang mem-baweli (baca: memperhatikan) Anda. Kalau ibu atau adik saya marah sama saya, saya senang, berarti hubungan kami begitu dekat. Sebaliknya tatkala ibu Anda tidak bisa memarahi Anda, kalau pun Anda salah, Anda patut gelisah, ada apa gerangan, kan gitu? Istri Anda jadi kalem, tapi kalemnya canggung-canggung gitu, wah, gimana tuh? Bisa jadi itu alamat kedekatan Anda merenggang. Jangan-jangan....bla...bla...bla... (naah mulai mau mikir aneh2 hehe... pada saat seperti ini positif thinking saja barangkali ada alasan yang bener, yang penting buru2 cari cara memperbaiki hubungan, nggak malah cari kambing hitam), Anda bilang: ngapain nyari kambing... yaa ampun... hehe...

Pokoknya kalau dimarahi, nikmatin aja, itu artinya ada yang sayang sama kita, ada yang merasa dekat ke kita. Beres. Nggak perlu dilawan dengan marah lagi, jadi runyam urusannya nanti. Api disambut dengan api ya kebakaran, iya nggak? Mestinya api disambut dengan air (sikap kalem). Anda bilang: sok tahu nih orang! Mana bisa seneng kalau dimarahi!? Ya, pokoknya buktiin saja, jangan protes dulu... hehe... Baju belum dicoba udah bilang nggak pas, kan aneh... hehe....

Terimakasih kepada dosen saya (Prof. Dr. H. Dedi Herawan, M.Pd.) yang di tengah-tengah kuliahnya beliau pernah bilang : "Kalau saya dimarahi istri saya, ya saya ketawa saja, nanti juga diem sendiri... ", dengan izin Allah beliau menginspirasi saya menulis artikel ini.

Alhamdulillah...

Gambar: Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar