Halaman

Kamis, 29 Agustus 2013

Menyingkirkan Batu-batu Kecil, Di Atas Permata


"Islam itu seirama..." begitu ucapan guru saya yang masih terngiang sampai kini. Waktu itu tampak dalam benak saya bayang2 visual, daun nyiur yang digoyang-goyangkan angin "seirama". Begitu saat dijelaskan betapa mudahnya syariat Islam, yang begitu pengertian, dinamis mengikuti keadaan. Tatkala sakit bila terkena air, ada keringanan dalam sholat, tidak perlu wudhu cukup dengan tayamum. Tatkala hujan deras, khawatir terjadi bahaya di jalan, tidak mengapa sholat fardu di rumah saja. Tatkala kaki tidak mampu menopang badan, sholat duduk saja. Dan yang lainnya.

Yang dapat dihadirkan di sini betapa Allah maha penyayang melalui hukum2 yang ditentukan. Akan tetapi jika sedikit sekali penghalang yang merintangi. Seperti capek, atau sakit dalam kadar yang sedikit, sebaiknya tidak menghalangi kita untuk menunaikan kewajiban kepada Allah. Dalam keterbatasan baiknya kita istiqomah menjaga ibadah-ibadah kita. Sorang ulama berkata: "Syariat agama Islam itu ringan, tapi jangan dibikin ringan" dengan membangun alasan yang diada-ada.

 Rintangan-rintangan yang ada, walaupun kecil, itu bisa jadi merupakan tantangan untuk meningkatkan derajat kita. Ingat, bahwa adanya ujian itu untuk meningkatkan derajat seorang hamba, tatkala lulus dari ujian tersebut. Sakit sedikit mah wajar, kecuali kalau sakit parah, jangan memaksakan diri. 

Kita ukur kadar keimanan kita dengan tantangan-tantangan yang kecil-kecil, sampai tantangan yang lebih sulit. Semua ujian kita terima agar menjadi pelajaran bagi diri kita, sehingga kualitas keimanan kita terus meningkat. Mudah-mudahan kita tergolong orang-orang yang diberi petunjuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar