Halaman

Rabu, 26 Desember 2012

Harta Atau Amal?



Saya terharu ketika menyaksikan video pembelajaran karya Harun Yahya "RAHASIA DI BALIK UJIAN". Pertama-tama saya diajak jalan-jalan "berkeliling" melihat berbagai keindahan. Taman, rumah-rumah gedong, mobil-mobil bagus, ruangan-ruangan mewah. Mmhh...tampak semuanya begitu menyenangkan. Betah kayaknya kalau memiliki itu semua. Diceritakan bahwa untuk mendapatkannya, orang menempuh usaha mati-matian, kerja keras, kerja cerdas, tapi giliran mentok ada stress nya juga... he...he...he. Ya, sebenarnya otomatis saya ngerti, memangn semua itu kan butuh duit! Dan untuk mendapatkannya ya kerja.

Setelah diajak muter-muter lihat keindahan sana-sini, saya diajak ke situasi kesudahannya. Diperlihatkan kepada saya bagaimana rumah-rumah gedong tadi kena musibah kebakaran, bagaimana mobil-mobil bagus tadi hancur setelah kecelakaan, dan kehancuran-kehancuran lainnya. Jadi mana yang tadi dibangga-banggakan itu? Mana yang tadi jadi impian semua orang? Mana yang tadi didam-idamkan? Semua jadi tidak begitu menarik. Dan yang pasti menyadarkan saya, bahwa itulah kehidupan dunia, semua yang indah-indah hanya perhiasan semata yang kelak akan sirna, cepat atau lambat.

Disadari atau tidak semua itu adalah ujian untuk manusia, ya untuk kita. Apakah kita akan terpedaya atau tidak? Apakah kita akan mementingkan dunia atau akhirat? Saya sangat setuju dengan kata-kata: kerja untuk ibadah. Artinya uang hasil kerja untuk bekal ibadah. Ini bener, kalau kita nggak makan, mana kuat berdiri buat sholat? Kalau tidak kerja, gimana mau ngebiayain anak yatim, gimana mau berangkat haji? Bukannya sia-sia punya rumah, punya mobil, tapi yang perlu diperbaiki adalah niatnya, supaya tidak jadi sesuatu yang sia-sia, yang tidak bernilai akhirat. Kita kerja buat bangun rumah, Boleh lah. Tapi bagusnya tambahin, kalau sudah punya rumah sendiri, ngedidik anak-anak ngaji jadi nyaman, sholat tenang nggak mikirin belum bayar kontrakan...he...he...he... Atau kerja buat beli mobil. Boleh juga, kenapa nggak?!! Tapi tambahin lagi niatnya, kalau punya mobil mau ke mesjid, hujan, jadi nggak kehujanan. Kalau ada tetangga minta bantuan ke rumah sakit, bisa ngasih bantuan. Kalau ada saudara butuh angkutan, kita bisa nolong.

Saya saja punya laptop, bukan buat bangga-banggaan atau bukan buat maen-maen doang. Tapi dengan idzin Allah saya maksimalkan untuk ibadah. Kayak download video dakwah, ilmu pengetahuan, mp3 ngaji, browsing-browsing ilmu keislaman, nonton ceramah bareng-bareng sama teman saya, berbagi pengalaman ruhani di facebook, plus modem-nya, alhamdulillah atas karunia Allah, saya gunakan untuk menulis dan menerbitkan artikel-artikel saya di blog. Mudah-mudahan apa yang saya tulis menjadi amal jariyah, dan mendapat ridho Allah, serta bermanfaat bagi Anda yang membacanya. Aamiin. 

Anda ya punya HaPe, Tab, mp3 player, sepeda motor, mesin cuci, kompor gas terbaru/teririt (hehehe...), buku-buku, tas keren, sepatu mahal, sepeda terbaru, motor antik kayak vespa, dan barang-barang lain, cobalah dari sekarang tiap mau menggunakan barang-barang tersebut Anda niatkan karena Allah dan untuk tujuan ibadah. Biar nggak sayang, cuma jadi perhiasan dunia doang, tapi biar bernilai akhirat juga.

Sebuah jarum pun, masyaAllah, bisa jadi ladang ibadah. Baju suami Anda robek, Anda jahit dengan jarum itu, niat berbakti pada suami karena Allah. Ada yang mau pinjam jarum, jangankan dipinjamkan, kita kasihkan. InsyaAllah, dengan landasan keikhlasan, landasan kesadaran penuh bahwa begitulah sifat dunia, cuma nempang lewat doang, semua yang dilakukan jadi amal kebaikan buat kita di akhirat.

Tatkala teman saya mau pinjam kaus kaki saya, saya langsung kasih pinjem. Malah lama-lama saya rela. Alhamdulillah, daripada saya nggak pake mending dimanfaatkan oleh orang lain kan?! Ada yang mau minta sms, alhamdulillah, pulsa saya manfaat juga. Ada yang minta fotokopi, cetak data, scan di printer saya, alhamdulillah. Ada yang nonton ceramah bareng di laptop saya, alhamdulillah. Ada yang ikut makan bareng sama saya, alhamdulillah. Anda bilang: "Sayang dong, mau aja dimanfaatin orang!" Nggak, daripada ngerugiin orang mending bikin manfaat buat orang. Bahasanya dong, jangan "dimanfaatin" itu artinya satu lagi kekalahan kita, sudah berprasangka jelek sama orang. Bukan orang manfaatin kita, tapi memang butuh kita, itu yang bener. Saya justru belum apa-apa, cuma bisa segitu, orang lain sedekahnya lebih besar lagi, dan lebih bernilai lagi. Kalau malaikat maut menjemput, mereka tentu lebih siap lagi, sebab amal-amalnya juga lebih banyak. Sementara saya? Nah.... otomatis lucu, kalau saya dimintai sms saja nggak rela. Lucu, kalau ada yang dateng ke saya, nanyain sisa nasi terus saya ngebohong, bilang nggak ada, padahal ada. Lucu kalau saya diminta beli obat saja, beralasan ini itu. Lucu banget, diketawain juga sudah bukan pantes lagi.

MasyaAllah, dunia yang begitu indah ini, yang begitu menarik ini, telah menyesatkan banyak orang dengan keserakahan dan prasangka buruk. Lupa berbuat baik, lupa beramal, yang ingat hanya perutnya sendiri. Padahal kalau sudah ketemu ajal (sang pemutus kenikmatan) semuanya ditinggalkan. Bye bye... rumah, mobil, motor, televisi, anak-anak. Saya nulis begini, padahal saya juga masih belajar, masih jauh. Jadi kita belajar sama-sama, memupus keserakahan diri kita sendiri. Sedikit demi sedikit dengan membiasakan diri mengikhlaskan, beramal dengan harta, dengan waktu dengan pikiran, dan lain-lain. Kita jadikan diri kita, harta punya, amal jalan. Bismillah...

Alhamdulillah...

Gambar : Google
saat ini menjadi manfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar