Halaman

Jumat, 28 Desember 2012

Tatkala Ibadah Terasa Berat

Bismillahi rrahmaani rrahiim...

Assalamu'alaikum...

Pada saat kita berusaha istiqamah (konsisten) dalam menjalankan ibadah, nampaknya setiap orang mengalami saat-saat di mana ibadah terasa lebih berat, dan kenikmatannya berkurang. Pada saat kita ayik berbagi, asyik bersedekah, ada saat-saat dimana sifat kikir hinggap di hati, menjadikan berbagi/sedekah terasa lebih susah dari sebelumnya. Pada saat kegiatan menghafal Al-Qur'an terasa menyenangkan, ada saat-saat dimana menjadi terasa amat membosankan, amat menjengkelkan. Barangkali Anda menyebut ini adalah sesuatu yang wajar, namun menurut saya justru inilah titik serang setan. Kondisi ini patut dijadikan bagian terpenting yang perlu mendapat perhatian lebih dari sebuah konsep yang disebut istiqamah. Termasuk ketika saya menulis artikel-artikel saya, tiap hari. Saya berniat istiqamah, dan saya sendiri mendapat tantangannya seperti ini. Ada saat-saat saya merasa malas, merasa sangat berat untuk menulis. Tapi sekali lagi, inilah justru saat-saat "penaklukan" terpenting...hehe...kayak perang saja. Memang, inilah perang melawan diri sendiri. Sehingga, istiqamah saat tidak ada rintangan itu biasa, nah kalau tetap istiqamah dalam kesusahan dan dalam kondisi banyak rintangan, itu baru luar biasa.

Bagaimana cara untuk mengatasi perasaan berat dalam beribadah? Saya yakin ada banyak cara, tiap orang mungkin memiliki cara yang khas dalam mengatasi masalah beratnya menjalankan ibadah. Tapi di sini akan dikemukakan apa yang saya alami dan rasakan saja. Paling tidak menurut saya (orang yang masih belajar ini) cukup tiga hal saja yang perlu diperhatikan (supaya Anda mudah mengingatnya dengan cepat, tatkala Anda butuh) :

Pertama TIDAK BERLEBIHAN. Ibadah yang berlebihan tentu lama-lama akan membuat kita merasa berat. Allah tidak menyuruh hambanya mengerjakan sesuatu yang di luar batas kemampuannya.

Kedua MENGINGAT KARUNIA ALLAH. InsyaAllah dengan mengingat karunia Allah yang begitu besar pada diri kita dan kehidupan kita ini, maka kita akan otomatis merasa rindu untuk ibadah sebagai ungkapan rasa syukur. Tanpa disadari kita dilayani 100% oleh karunia Allah. Anggota badan yang lengkap dan sempurna, berbagai jenis makanan, air untuk minum, udara untuk bernafas dan menyegarkan diri, waktu yang lapang, penghargaan orang, tanah yang luas dan lain-lain.

Ketiga MENGINGAT MATI. InsyaAllah dengan mengingat mati kita akan senantiasa menginginkan ibadah kita saat ini menjadi ibadah yang terbaik. Kita tidak pernah tahu, sangat boleh jadi ibadah kita saat ini adalah ibadah kita yang penutup (terakhir). 

Mudah-mudahan bermanfaat. Aamiin

Alhamdulillah...







Tidak ada komentar:

Posting Komentar